Monday, October 15, 2007

Prematuritas

Prematuritas merupakan penyebab utama dari kelainan dan kematian pada bayi yang baru lahir. Beberapa organ dalam bayi mungkin belum berkembang sepenuhnya sehingga bayi memiliki risiko tinggi untuk menderita penyakit tertentu.

Prematuritas adalah suatu keadaan yang belum matang yang ditemukan pada bayi yang lahir ketika usia kehamilan belum mencapai 37 minggu. Penyebab terjadinya kelahiran prematur umumnya tidak diketahui. Namun, 15% dari kelahiran prematur ditemukan pada kehamilan ganda (di dalam rahim terdapat lebih dari satu janin).

Faktor-faktor yang berperan terhadap terjadinya persalinan prematur adalah:

Kehamilan di usia muda (usia ibu kurang dari 18 tahun)
Pemeriksaan kehamilan yang tidak teratur
Golongan sosial-ekonomi rendah
Keadaan gizi yang kurang
Penyalahgunaan obat

Masalah-masalah pada ibu yang menjadi penyebab terjadinya prematuritas dapat berupa :


Riwayat persalinan prematur pada kehamilan sebelumnya
Kadar alfa-fetoprotein tinggi pada trimester kedua yang penyebabnya tidak diketahui
Penyakit atau infeksi yang tidak diobati (misalnya infeksi saluran kemih atau infeksi selaput ketuban)
Kelainan pada rahim atau leher rahim
Ketuban pecah sebelum waktunya
Plasenta previa (uri yang menutup mulut rahim)
Pre-eklamsi (suatu keadaan yang biasa terjadi pada trimester kedua kehamilan yang ditandai dengan tekanan darah yang tinggi, adanya protein dalam air kemih, dan pembengkakan pada tungkai)
Penyakit jantung
Diabetes melitus

Perlu diketahui, gejala fisik pada bayi yang prematur, yaitu:

Ukuran tubuh yang kecil
Berat badan lahir rendah (kurang dari 2,5 kg)
Kulitnya tipis, terang, dan berwarna pink (tembus cahaya)
Vena di bawah kulit terlihat (kulitnya transparan)
Lemak bawah kulitnya sedikit sehingga kulitnya tampak keriput
Rambut yang jarang
Telinga tipis dan lembek
Tangisannya lemah
Kepala relatif besar
Otot lemah dan aktivitas fisiknya sedikit (seorang bayi prematur cenderung belum memiliki garis tangan atau kaki seperti pada bayi yang lahir cukup bulan)
Refleks menghisap dan refleks menelan yang buruk
Pernafasan yang tidak teratur
Kantung zakar kecil dan lipatannya sedikit (pada anak laki-laki)
Labia mayora belum menutupi labia minora (pada anak perempuan)

Paru-paru yang matang sangat penting bagi bayi yang baru lahir. Agar bisa bernafas dengan bebas, ketika si bayi lahir, kantung udara (alveoli) harus dapat terisi oleh udara dan tetap terbuka. Alveoli akan membuka lebar karena adanya suatu bahan yang disebut surfaktan, yang dihasilkan oleh paru-paru dan berfungsi menurunkan tegangan permukaan. Bayi prematur seringkali tidak menghasilkan surfaktan dalam jumlah yang memadai, sehingga alveolinya tidak tetap terbuka. Di antara saat-saat dia bernafas, paru-parunya benar-benar mengempis, akibatnya terjadi Sindroma Distres Pernafasan. Sindroma tersebut bisa menyebabkan kelainan lainnya dan pada beberapa kasus dapat berakibat fatal.

Ketidakmatangan pada sistem saraf pusat dapat menyebabkan si bayi mengalami gangguan refleks menghisap atau menelan dan rentan terhadap terjadinya perdarahan otak. Selain paru-paru yang belum berkembang, bayi yang prematur juga memiliki otak yang belum berkembang. Hal tersebut bisa menyebabkan apneu (nafas berhenti), karena pusat pernafasan di otak mungkin belum matang.

Ketidakmatangan sistem pencernaan menyebabkan intoleransi dalam pemberian makanan. Pada awalnya, lambung yang berukuran kecil mungkin akan membatasi jumlah makanan atau cairan yang diberikan, sehingga pemberian susu yang terlalu banyak dapat menyebabkan bayi muntah.

Setelah lahir, bayi memerlukan fungsi hati dan fungsi usus yang normal untuk membuang bilirubin (suatu pigmen kuning hasil pemecahan sel darah merah) dalam tinjanya. Kebanyakan bayi yang baru lahir, terutama yang lahir prematur, memiliki kadar bilirubin darah yang meningkat, dan akhimya dapat menyebabkan sakit kuning (jaundice). Peningkatan tersebut terjadi karena fungsi hatinya masih belum matang dan karena kemampuan makan dan kemampuan mencernanya masih belum sempurna. Jaundice umumnya bersifat ringan dan akan menghilang sejalan dengan perbaikan fungsi pencernaan bayi.

Selain itu, sistem kekebalan pada bayi prematur juga belum berkembang dengan sempurna. Mereka belum dapat menerima komplemen lengkap antibodi dari ibunya melalui plasenta. Risiko terjadinya infeksi yang serius pada bayi prematur adalah cukup tinggi. Bayi prematur juga lebih rentan terhadap enterokolitis nekrotisasi (peradangan pada usus).

Bayi prematur cenderung memiliki kadar gula darah yang berubah-ubah. Gula darahnya bisa saja tinggi (hiperglikemia), maupun rendah (hipoglikemia). Bayi juga mengalami perkembangan dan pertumbuhan yang lambat, serta keterbelakangan mental dan motorik.

Pemeriksaan atau diagnosa yang biasa dilakukan pada bayi prematur, yaitu:

Rontgen dada untuk melihat kematangan paru-paru
Analisa gas
Kadar gula darah
Kadar kalsium darah
Kadar bilirubin
Salah satu langkah terpenting dalam mencegah prematuritas adalah mulai melakukan pemeriksaan kehamilan sedini mungkin dan terus melakukannya secara teratur. Survey menunjukkan bahwa perawatan kehamilan yang dini dan baik dapat mengurangi angka kejadian prematuritas dan angka kesakitan akibat persalinan.


sumber.http://www.info-sehat.com

No comments: