Wednesday, July 11, 2007

Kenali Infeksi Saluran Kemih Pada Anak
WASPADA Online


Mungkin cukup banyak orang yang kurang memahami bahwa gangguan kencing sebenarnya tidak selamanya berhubungan dengan penyakit menular seksual, terlebih bila menyerang anak.

Sebagaimana infeksi yang menyerang organ lain, infeksi kuman tertentu juga bisa menyerang saluran kemih sehingga menyebabkan rasa sakit, panas hingga tidak enak di seputar saluran ini. Berbeda seperti pada orang dewasa yang bisa mengeluhkan gejalanya, pada anak-anak tentu gejala ini harus lebih dikenali oleh orangtuanya.

Dan satu hal yang penting diperhatikan dalam penanganannya yang sebaiknya lebih segera dilakukan, komplikasi yang tidak diharapkan seperti gangguan ginjal sudah jelas tidak diharapkan terjadi pada anak.

Di samping mengenali gejalanya, cukup penting juga untuk mengetahui seluk-beluk lainnya termasuk dalam hal mencegah gangguan ini agar tidak menyerang anak dan menyebabkan persepsi yang salah dalam kemungkinan diagnosanya, seperti yang kerapkali terjadi pada sangkaan adanya kekerasan seksual pada gangguan berkemih ini pada anak. Proses Kemih

Sama seperti orang dewasa, pengeluaran air kencing paling ditentukan oleh asupan cairan. Jika kurang minum apalagi dengan aktifitas yang seringkali lebih tinggi mengakibatkan berbagai pengeluaran cairan ataupun penguapan dari tubuh, maka air kemih juga akan berkurang.

Selain aktifitas, keadaan lingkungan yang dingin juga akan otomatis menambah jumlahnya karena minimnya penguapan dan proses pengeluaran keringat. Kapasitas kandung kemuh sendiri dapat dihitung secara rumus usia ditambah 2 kali 30 cc per jumlah sekali berkemih. Pengukuran yang lebih khas bisa dilakukan dengan penggunaan kateter atau USG.

Pada proses berkemih, terjadi suatu koordinasi diantara komponen-komponen dalam saluran berkemih ini sehingga bila ada sedikit saja gangguan diantaranya maka akan turut mempengaruhi prosesnya secara keseluruhan. Proses tersebut dimulai dari pengisian kandung kemih hingga tersimpan penuh setelah sekian jam dan siap untuk dikeluarkan.

Tubuh akan mengkoordinasikan proses pengosongannya melalui rasa ingin berkemih dan pengeluaran ini diatur oleh kontraksi otot-otot untuk mengosongkan kandung kemih tadi, dengan beberapa proses pertahanan dan retensi yang masih bisa ditolerir.

Jika proses yang alami ini tidak berlangsung optimal maka akan bisa mengganggu ginjal sebagai organ paling penting dalam pengaturan cairan di tubuh kita. Pada bayi proses ini berlangsung sedikit berbeda dalam koordinasinya, dimana pembuangan cairan melalui berkemih berlangsung di luar kesadaran dan secara otomatis, karena ini pula istilah ngompol dianggap lazim pada bayi.

Sekitar 95% bayi dalam waktu 24 jam sudah harus kencing untuk menandakan tidak adanya gangguan pada saluran kemihnya. Mekanisme kontrol selanjutnya yang sama dengan orang dewasa melalui koordinasi secara sadar akan muncul pada usia 1,5 sampai dengan 2 tahun. Bila Terjadi Infeksi

Infeksi saluran kemih seringkali luput dari perhatian orangtua saat mendapatkan anaknya yang masih kecil rewel seperti lazimnya terjadi pada saat terserang flu, demam atau gangguan lainnya.

Ini akan lebih sulit pada bayi dibawah 1 tahun dimana tanda-tanda lewat sikapnya lebih susah dikenali, paling-paling hanya dari sering menangis hingga kehilangan nafsu makan. Tanda-tanda yang lebih jelas bisa diperhatikan dari kebiasaannya mengejan dan meringis serta menangis kesakitan setiap kali buang air kecil, walaupun tidak semudah itu memperhatikan tanda ini.

Tanda penyerta yang biasa muncul dan dapat lebih diperhatikan adalah tanda kemerahan di sekitar kelamin pada anak perempuan dan di sekitar lubang kencing yang terlihat lebih sempit dan bisa berupa pembengkakan kecil pada anak laki-laki.

Gejala lainnya bisa ditandai dari kencing yang tersendat, warna yang keruh dan tak jarang pula berbau lebih menyengat daripada urin biasa. Dalam tahapan yang lebih parah, bisa terjadi nyeri di sekitar pinggang.

Infeksi saluran kemih ini bisa terjadi akibat berkembangnya kuman seperti yang tersering, oleh bakteri, dan dari pemeriksaan diketahui dengan ditemukannya lebih dari 100 ribu koloni kuman di setiap mililiter urin segar.

Kuman yang menyerang saluran kemih bisa masuk secara asendens akibat infeksi dari bagian bawah yang naik ke atas, seperti dari infeksi saluran cerna yang menyebar ke daerah sekitar perineal kemudian menyerang saluran kemih dan masuk ke ginjal.

Pada keadaan ini infeksi sudah bisa digolongkan sebagai infeksi saluran kemih atas. Penyebaran infeksi ini juga bisa terjadi secara hematogen lewat darah ataupun lewat saluran limfe yang masih cukup jarang ditemukan.

Pemicunya sendiri cukup banyak dan beragam jenisnya, bisa dari adanya sumbatan dari berbagai organ seperti ureter (saluran dari ginjal ke kandung kemih), kandung kemih, katup-katup uretra (saluran dari kandung kemih ke luar tubuh), ginjal hingga oleh berbagai jenis tumor.

Sementara secara refluks bisa dijelaskan sebagai adanya aliran baik dari ureter dimana air seni akan kembali ke ureter dan memungkinkan terbawanya kuman-kuman tertentu yang seharusnya dibuang ke luar tubuh.

Beberapa kelainan bawaan seperti adanya kelainan organ baik secara kuantitas dan kualitas juga dapat berperan sebagai pemicu yang jelas lebih kompleks untuk ditangani, dan ada beberapa faktor yang turut berperan seperti seringnya menahan-nahan kencing, kurang minum yang dapat mengganggu sirkulasi optimal atau daya tahan tubuh yang jelek.

Yang paling tidak diharapkan sebagai komplikasi sendiri adalah kerusakan ginjal dalam berbagai bentuk dari ringan hingga fatal, dan hal ini lamanya tergantung dari berat ringannya infeksi yang terjadi. Ketepatan pemeriksaan dan tindakan sejak dini sangat diperlukan untuk mencegahnya.

Bila sudah dikenali gejalanya, pemeriksaan urin lengkap sebaiknya dilakukan dan bila perlu harus dilakukan pemeriksaan biakan yang secara khas bisa mengetahui jenis kuman berikut resistensinya terhadap berbagai macam pengobatan yang ada, dan yang terakhir, pemeriksaan fungsi ginjal bila dicurigai adanya keterlibatan organ ini, baik melalui foto ronsen, USG, ataupun beberapa pemeriksaan yang lebih khas untuk saluran kemih. Penatalaksanaan Infeksi

Penanganan infeksi saluran kemih ini meliputi banyak hal dari pemberian obat pada kasus-kasus ringan dan operasi bila ditemukan keterlibatan organ sebagai pemicunya. Pada tahap sangat lanjut dimana sudah terjadi kerusakan ginjal, tindakan hemodialisa atau transplantasi terkadang terpaksa menjadi pilihan untuk mencegah kefatalan yang bisa terjadi sewaktu-waktu.

Secara keseluruhan, metode yang dilakukan akan bergantung pada bentuk infeksi maupun penyebabnya. Pemberian antibiotik sendiri biasanya membutuhkan waktu lumayan lama hingga 1-2 bulan atau lebih pada kasus yang lebih kompleks.

Ada banyak faktor yang melatarbelakangi pemilihan antibiotik ini termasuk resistensi obat yang memerlukan pemeriksaan biakan untuk menentukan antibiotik yang tepat.

Satu hal lagi yang tidak boleh dilupakan selama pengobatan berlangsung adalah anjuran untuk menjaga kecukupan cairan melalui minum air putih dalam jumlah optimal dan tidak menahan-nahan kencing berikut tindakan-tindakan lain yang berhubungan dengan optimalitas daya tahan tubuh si anak. Anjuran-anjuran ini juga termasuk dalam tindakan pencegahan agar infeksi tidak sampai terjadi hingga menyeb

No comments: