Infeksi di Rumah Sakit Mengancam Pasien
RUMAH sakit sebagai tempat perawatan dan penyembuhan pasien ternyata rentan bagi terjadinya infeksi penyakit. Infeksi di rumah sakit (Health-care Associated Infections/HAIs) merupakan persoalan serius karena dapat menimbulkan kematian pasien.
Menurut keterangan Direktur Jendral Bina Pelayanan Medik Departemen Kesehatan Farid W Husain saat peluncuran kampanye pengendalian infeksi nosokomial di Jakarta, Rabu (5/6), kasus infeksi di rumah sakit (nosokomial) pada pasien yang menjalani rawat inap di rumah sakit di seluruh dunia saat ini diperkirakan mencapai sembilan persen.
"Artinya kasus infeksi semacam ini dialami oleh lebih dari 1,4 juta pasien rawat inap di rumah sakit di seluruh dunia," ungkapnya
Di Indonesia, menurut Farid, sejauh ini belum ada data akurat tentang angka infeksi nosokomial nasional meski sudah sejak lama mengetahui dan melakukan upaya untuk mencegah dan mengendalikan masalah kesehatan tersebut.
"Di sini juga ada. Hanya belum ada yang mengeluarkan datanya. Karena itu, selama kampanye diharapkan data-data sekalian bisa dikumpulkan," katanya.
Masalah infeksi di rumah sakit, lanjut Farid, adalah persoalan serius karena bisa menjadi penyebab langsung maupun tidak langsung kematian pasien. Kalaupun tak berakibat kematian, infeksi yang bisa terjadi melalui penularan antar pasien, dari pasien ke pengunjung atau petugas dan dari petugas ke pasien itu bisa mengakibatkan pasien dirawat lebih lama sehingga pasien harus membayar biaya rumah sakit lebih banyak.
Oleh karena itu, katanya, kejadian infeksi nosokomial harus ditekan hingga seminimal mungkin dengan menerapkan strategi pencegahan dan pengendalian infeksi yang tepat.
"Supaya tidak ada lagi infeksi, semua yang ada di rumah sakit harus tahu cara mencegah dan mengendalikannya, baik itu perawat, dokter, petugas laboratorium, penjaga, pasien, maupun pengunjungnya," kata Farid.
Ia menambahkan, untuk meningkatkan pengetahuan dan kesadaran petugas kesehatan akan ancaman infeksi nosokomial mulai tahun ini Departemen Kesehatan melakukan kampanye dengan memberikan pendidikan dan pelatihan pengendalian infeksi di rumah sakit bagi tenaga kesehatan di rumah sakit.
Pada tahap awal, kampanye yang akan dilakukan bekerja sama dengan MRK Diagnostics dan The Deutsche Gesellschaft fur Technische Zusammenarbeit (GTZ) itu dirancang untuk mengubah perilaku petugas kesehatan di 100 rumah sakit selama Juni 2008-Oktober 2009.
"Target awalnya 100 rumah sakit, dan selanjutnya ini akan dilakukan terus menerus di seluruh rumah sakit," katanya.
Ia menambahkan, Departemen Kesehatan dalam hal ini telah menetapkan Rumah Sakit Umum Pendidikan (RSUP) Adam Malik Medan, RSUP dr.Hasan Sadikin Bandung, RSUP dr Sardjito Yogyakarta, RSUP dr.Sutomo Surabaya dan RSUP Sanglah Denpasar sebagai pusat pelatihan regional pencegahan dan pengendalian infeksi.
kompas.com
No comments:
Post a Comment