Thursday, March 13, 2008

Trombolitik Pra- Rumah Sakit
Written by AMD


Era revaskularisasi mengantar keberhasilan penderita Penyakit Jantung Koroner, khususnya penderita Sindroma Akut. Revaskula­risasi yang bertujuan merestorasi aliran ke miokardium (reperfusi) merupakan tujuan utama agar miokardium yang terkena dampak penyumbatan aliran dapat diselamatkan dan tidak meninggalkan cacat yang berakibat penurunan fungsi pompa sampai gangguan sistem listrik atau berakhir dengan kematian.

Dengan upaya revaskularisasi dalam kondisi akut mortalitas dapat ditekan dengan secara substantial. Namun demikian 1/3 kasus dengan ST elevasi tetap tidak mendapat terapi reperpusi.

Penanganan penderita sangat bergantung kepada waktu yang memungkinan tindakan reperfusi di RS yang mempunyai fasilitas seandainya diperlukan upaya reperfusi dengan membuka stenosis atau arteri yang teroklusi. Sampai saati ini panduan dari ACC/AHA menerapkan Strategi Invasiv bila Door to baloon kurang dari 90 menit, disertai dengan persyaratan Skilled PCI lab available with surgical backup.

Bagi Indonesia yang masih jauh dari kemungkinan tersedianya sarana, pra-sarana dan SDM kemungkinan strategi tersebut dapat dilaksanakan hanya di RS Harapan Kita dan RS lainnya yang dapat dihitung dengan jari.

Oleh karena itu sebagaimana pan­duan dari ACC/AHA yang dapat dipakai adalah strategi Trombolitik (fibrinolisis) sebagai berikut :

Fibrinolysis is generally preferred if :

Early presentation (3 hours from symptom onset and delay to invasive strat­egy). Invasive strategy is not option
Catherization lab occupied/not available
Vascular access difficulties
Lack of access to a skilled PCI lab. Delay to invasive strategy :
- Prolonged transport ( Door to ballon)-(door-to-needle) is > 1 hour

- Medical contact -to-ballon or door -to-ballon is > 90 minutes.



Peran terapi fibrinolisis

Mencermati kesulitan strategi invasiv maka kajian terapi non-invasiv sebenarnya memberi gambaran yang menggembirakan. Analisis dari 21 trial menunjukkan bahwa akibat terlambatnya terapi invasiv dengan PCI antara 4 sampai 8 minggu perbedaan mortalitas absolut menurun (0,94% setiap penambahan waktu keterlambatan 10 menit).

Bagi kita yang mempunyai keterbatasan kedatangan pasien ke RS, serta belum tersedia Laboratorium Katerisasi Jantung yang memenuhi persyaratan, maka terapi fibrinolisis menjadi pilihan.



Terapi Fibrinolisis Pra Rumah Sakit

Sejumlah penelitian pemberian trom­bolitik pra RS secara bermakna menunjukan resolusi segmen ST elevasi lebih awal dibandingkan dengan yang barudiberikan di RS.

Suatu metaanalisis yang besar menunjukan penurunan angka mortalitas pada pasien yang diberikan trombolitik pra RS, yaitu Odd Ratio sebesar 0,83, CI 0,70-0,98. Atau reduksi mortalitas sebesar 17%. Yang menggembirakan tidak ada perbedaan angka mortalitas pada pasien yang diberikan terapi trombolisis pra RS terhadap pemakaian PCI (CAPTIM trial). Sebagai gambaran. Malahan composit pri­mary end poit (death, nonfatal reinfarction, and nonfatal disabling stroke within 30 days) atau mortalitas tidak berbeda secara bermakna. Diantara pasien yang dilakukan randomisasai kurang dari 2 jam sejak keluhan timbul malahan terlihat kecenderungan penurunan mortalitas untuk jangka waktu 30 hari dengan terapi trombolisis 2,2% dibanding 5,7% dengan p=0,058 yang dengan PCI.

Hal ini didukung pula oleh data pasien yang dikirim ke rumah sakit tanpa pra RS trombolitik menunjukan mor­talitas 30 hari sekitar 5.5%. Oleh karena itu panduan ACC/AHA STEMI menyatakan "it seems reasonable to expect that fibrinolytic therapy could be started at the time of prehospital evaluation, a greater number of lives could be save". (State of the art paper. J ACC, vol 50, No 10, 2007) Dede Kusmana

sumber.klinikmedis.com

1 comment:

Anonymous said...

Hello. This post is likeable, and your blog is very interesting, congratulations :-). I will add in my blogroll =). If possible gives a last there on my blog, it is about the TV de LCD, I hope you enjoy. The address is http://tv-lcd.blogspot.com. A hug.