Thursday, March 27, 2008

Unsur grapefruit mungkin membantu melawan infeksi virus hepatitis C (HCV)


Penelitian di Massachusetts General Hospital (MGH) mengungkap kunci mekanisme untuk menangani infeksi kronis yang berpotensi sebagai sasaran terapi baru.

Unsur yang secara alami ditemukan pada grapefruit dan jenis jeruk lain mungkin mampu menghentikan pengeluaran virus hepatitis C (HCV) dari sel yang terinfeksi, sebuah proses yang diperlukan untuk menangani infeksi kronis. Tim peneliti dari Massachusetts General Hospital Center for Engineering in Medicine (MGH-CEM) melaporkan bahwa HCV terikat pada lipoprotein dengan kepadatan sangat rendah (vLDL, yang juga disebut kolesterol “buruk”) waktu HCV dikeluarkan dari sel hati dan bahwa pengeluaran virus diperlukan untuk menulari sel lain mungkin terhenti oleh flavonoid naringenin yang umum.

Apabila hasil penelitian ini dilihat pada pasien manusia, kombinasi naringenin dan terapi antivirus memungkinkan pasien untuk menghilangkan virus dari hati mereka. Laporan ini akan diterbitkan dalam Journal of Hepatology edisi maret 2008 dan sudah diterbitkan dalam versi online.

“Setelah menemukan bahwa HCV dikeluarkan dari sel yang terinfeksi dengan mengaitkan diri pada vLDL, kami menentukan jalur kunci pada siklus hidup virus,” dikatakan oleh Yaakov Nahmias, PhD, pemimpin penulis dari MGH-CEM. “Hasil ini memberi kesan bahwa obat untuk mengurangi kadar lipid, dan suplemen, misalnya naringenin, dapat dikombinasikan dengan terapi antivirus yang tradisional untuk mengurangi dan bahkan menghilangkan HCV dari pasien yang terinfeksi.”

HCV adalah penyebab utama penyakit hati yang kronis di AS dan menulari kurang lebih 3% populasi di dunia. Pengobatan antivirus yang dipakai saat ini hanya efektif pada separuh pasien, 70% di antaranya mengembangkan infeksi kronis yang mengakibatkan sirosis atau kanker hati. Karena virus tidak memadukan unsur genetiknya ke dalam DNA sel yang terinfeksi sebagaimana yang dilakukan oleh HIV, menghilangkan virus secara menyeluruh mungkin dapat dilakukan apabila sel baru tidak terinfeksi oleh virus yang dikeluarkan.

“Menentukan jalur HCV dikeluarkan dari sel memperkenalkan sasaran terapi yang baru,” dikatakan oleh Martin Yarmush, MD, PhD, direktur MGH-CEM dan pemimpin penulis. “Ketergantungan jalur tersebut pada metabolisme kolesterol memungkinkan kita untuk menghambat penyebaran virus ke sel dan jaringan lain, memakai cara yang sudah dikembangkan untuk pengobatan aterosklerosis.” Yarmush adalah Profesor ahli bedah dan bioengineering dari Helen Andrus Benedict di Fakultas Kedokteran Harvard.

Rasa pahit dari grapefruit disebabkan karena kandungan flavonoid naringin yang dimetabolisme menjadi naringenin, antioksidan yang sebelumnya dilaporkan membantu menurunkan kolesterol. Sejumlah penelitian memberi kesan bahwa HCV menulari sel hati yang secara alami “menumpang” pada jalur metabolisme kolesterol lipoprotein. Karena bukti terdahulu menunjukkan bahwa naringenin dapat mengurangi pengeluaran vLDL dari sel hati, para peneliti meneliti apakah kandungan tersebut juga mengurangi pengeluaran HCV dari sel yang terinfeksi. Penelitian tersebut membuktikan bahwa naringenin memang mengurangi pengeluaran HCV dari dinding sel dan menunjukkan bahwa kandungan tersebut menghambat mekanisme pada pengeluaran lipoprotein tertentu yang mengikat HCV.

Raymond Chung, MD, MGH direktur Journal of Hepatology dan salah seorang penulis penelitian mengatakan, “Penelitian ini menunjukkan bahwa kemungkinan suplemen makanan dengan jumlah yang tidak toksik, misalnya tingkat naringenin, dapat menghambat pengeluaran HCV secara efektif. Pendekatan ini pada akhirnya mungkin dapat dipakai untuk mengobati pasien yang tidak menanggapi atau tidak dapat memakai pengobatan biasa yang mengandung interferon atau dikombinasikan dengan unsur lain untuk meningkatkan tingkat keberhasilan


sumber.kalbe.co.id

No comments: