Musik sebagai obat
Hampir setiap orang menggunakan musik pada saat santai atau mungkin untuk mendapatkan energi. Tapi disiplin terapi musik menggunakan musik lebih jauh, dari memerangi depresi sampai melawan kanker.
Cheryl Dileo, seorang profesor terapi musik dan direktur Arts and Quality Life research Center di Temple University mengatakan bahwa terapi musik adalah praktek berbasis bukti yang dapat mengubah secara fisik, fisiologi, sosial dan daerah kognitif melalui pengalaman musik dan hubungan yang berkembang antara klien dan pemberi terapinya.
Nyalakan radio pada stasiun favorit untuk menghilangkan mood jelek tidak sebaik terapi musik, jelas Dileo. Bantuan diri melalui musik bukanlah terapi musik, walqaupun banyak orang menggunakan musik untuk diri mereka masing-masing, contohnya relakasasi untuk memperbaiki mood mereka atau teman olahraga.
Terapi musik melibatkan proses antar personal melalui seorang ahli terapi terlatih yang menggunakan pengetahuan dan keterampilannya untuk memenuhi kebutuhan klien yang diujinya. Walaupun banyak orang mengetahui secara intuisi bagaimana menggunakan musik bagi mereka, ketika digunakan dalam proses terapi musik oleh ahli terapi terlatih, dapat menjadi lebih berdaya dalam mencapai hasil positif dari fisik, fisiologi, kognitif dan sosial.
Menurut Dileo, penggunaan terapi musik sudah bnyak sekali. Terapi musik dapat digunakan untuk mengurangi kecemasan pada pasien di rumah sakit yang menjalani prosedur medik yang sulit. Juga dapat membantu mengurangi nyeri dan meningkatkan mood. Terapi musik juga dapat membantu pasien depresi mengekspresikan perasaan mereka. Terapi musik telah digunakan untuk menjaga pasien alzheime tetap kalem dan membantu meningkatkan ingatan mereka di Institute for Music and Neurologic Function di Beth Abraham family of Health Services, New York City. Di Children’s Memorial Hospital Chicago, ahli terapi musik terdaftar Elisabeth Pociask menggunakan terapi musik untuk membantu orangtua baru menenangkan bayi mereka.
Dileo mengatakan bahwa ahli terapi musik harus disertifikasi, yang artinya mereka harus menghadiri program kuliah 4 tahun dan menyelesaikan supervisi internal dan lulus ujian nasional. Namun demikian, program musik non formal dapat membantu. Katherine Puckett, direktur nasional mind-body medicine di Cancer Treatment Centers of America mengetakan bahwa ketika mereka tidak mempunyai ahli terapi musik sebagai staf, pusat ini menggunakan musik hanya untuk membantu pasien-pasien mereka. Menenangkan tubuh dapat membantu menghilangkan nyeri fisik dan orang lebih sedikit memerlukan pengobatan.
Cancer Treatment Centers of America menjaga perpustakaan musik tersedia bagi pasien dan mereka mempunyai kegiata khusus yang membantu pelepasan emosi bagi pasien-pasien. Beberapa orang dapat melepaskan emosi melalui berbicara, tapi beberapa orang perlu pelepasan non verbal. Pucket mengatakan bahwa orang-orang merespon musik. Musik menenangkan, membuat nyaman dan menyejukan.
kalbe.co.id
Friday, May 30, 2008
Hubungan antara antikolinergik dan fungsi kognitif
Sebuah hasil penelitian baru-baru ini dipresentasikan dalam sebuah pertemuan American Academy of Neurology ke-60 tahun 2008 di Chicago baru-baru ini, dimana dalam pertemuan tersebut berhasil menjelaskan bahwa ternyata semua obat-obatan yang mempunyai efek antikolinergik berhubungan dengan penurunan fungsi kognitif pada orang tua.
Temuan ini sekaligus merupakan sebuah anjuran kepada dokter untuk lebih berhati-hati dalam meresepkan obat-obatan yang memungkinkan akan mempunyai efek tersebut, demikian menurut penjelasan Dr. Jack Tsao, seorang profesor di bidang Neurologi yang bertugas di Universitas Uniformed Services di Bethesda, Maryland, Amerika.
Efek antikolinergik yang kuat sering terdapat pada obat-obat antiparkinson dan obat yang dapat dipakai untuk mengatasi “overactive-bladder” atau gangguan berkemih, selain itu juga disebutkan ada beberapa obat yang mempunyai efek antikolinergik diantaranya seperti Warfarin, Furosemide, Hydrochlorothiazide (HCT), serta Ranitidine meski efek antikoklinegik yang lemah.
Ketika kita membaca literatur, kebanyakan pengobatan tidak disebutkan dalam brosurnya mempunyai efek antikolinergik, padahal secara nyata bahwa efek tersebut ada secara in-vitro. Melihat kenyataan tersebut, hal in merupakan sebuah problem yang potensial pada populasi yang besar, dengan mengacu dari sebuah data sebuah penelitian “Rush Religious Orders Study”, yang melakukan penelitian jangka panjang bermetode kohort yang merekrut semuanya adalah orang tua dan demensia, sebanyak 870 dan kurang dari 1 tahun dilakukan follow-up evaluasi.
Saat baseline dan evaluasi secara klinik, pengobatan dan penggunaan suplemen dilakukan pengamatan secara seksama dari setiap obat-obatan di dalam botol dan fungsi kognitif secara klinik diukur dalam 21 item pengukuran dengan alat khusus yang dinamakan “neuropsychological battery”.
Pasien dibagi ke dalam kelompoknya dan kemudian di daftar, pasien yang mendapatkan obat yang ada efek antikolinergik sebanyak 679 dan sama sekali tidak menggunakan obat yang memberikan efek antikolinergik sebanyak 191 pasien. Setiap peserta yang ikut dilakukan observasi selama 7,8 tahun, dan kemudian dicatat, dan diamati model dari regresinya, yang dicocokkan dengan jenis kelamin, usia serta nilai rata-rata dari penurunan fungsi kognitifnya setiap individu sebelum dan sesudah diterapi dengan obat antikolinergik. Dr. Tsao melaporkan angka kejadian yang ada tidak bermakna baik pada kelompok yang sedang mendapatkan obat atau kelompok referensi yang menggunakan obat antikolinergik. Bagaimanapun kelompok yang menjadi referensi, pengalami penurunan fungsi kognitif setelah menggunakan obat tersebut rata-rata adalah 0,045 unit/pertahun akan mengalami lebih cepat penurunan fungsi kognitif(P= 0,0044). Perlu disampaikan bahwa semua peserta yang masuk dalam penelitian ini awalnya mempunyai fungsi kognitif yang normal, dan ditanyakan tidak ada satupun dari mereka yang menggunakan obat antikolinergik, peneliti menyimpulkan bahwa terapi antikolinergik pada awal berhubungan dengan cepatnya peserta dalam mengalami penurunan fungsi kognitif. Ke depan perlu ada langkah-langkah serta upaya dalam menilai potensi obat ini dalam menurunkan performa dari fungsi memori.
kalbe.co.id
Sebuah hasil penelitian baru-baru ini dipresentasikan dalam sebuah pertemuan American Academy of Neurology ke-60 tahun 2008 di Chicago baru-baru ini, dimana dalam pertemuan tersebut berhasil menjelaskan bahwa ternyata semua obat-obatan yang mempunyai efek antikolinergik berhubungan dengan penurunan fungsi kognitif pada orang tua.
Temuan ini sekaligus merupakan sebuah anjuran kepada dokter untuk lebih berhati-hati dalam meresepkan obat-obatan yang memungkinkan akan mempunyai efek tersebut, demikian menurut penjelasan Dr. Jack Tsao, seorang profesor di bidang Neurologi yang bertugas di Universitas Uniformed Services di Bethesda, Maryland, Amerika.
Efek antikolinergik yang kuat sering terdapat pada obat-obat antiparkinson dan obat yang dapat dipakai untuk mengatasi “overactive-bladder” atau gangguan berkemih, selain itu juga disebutkan ada beberapa obat yang mempunyai efek antikolinergik diantaranya seperti Warfarin, Furosemide, Hydrochlorothiazide (HCT), serta Ranitidine meski efek antikoklinegik yang lemah.
Ketika kita membaca literatur, kebanyakan pengobatan tidak disebutkan dalam brosurnya mempunyai efek antikolinergik, padahal secara nyata bahwa efek tersebut ada secara in-vitro. Melihat kenyataan tersebut, hal in merupakan sebuah problem yang potensial pada populasi yang besar, dengan mengacu dari sebuah data sebuah penelitian “Rush Religious Orders Study”, yang melakukan penelitian jangka panjang bermetode kohort yang merekrut semuanya adalah orang tua dan demensia, sebanyak 870 dan kurang dari 1 tahun dilakukan follow-up evaluasi.
Saat baseline dan evaluasi secara klinik, pengobatan dan penggunaan suplemen dilakukan pengamatan secara seksama dari setiap obat-obatan di dalam botol dan fungsi kognitif secara klinik diukur dalam 21 item pengukuran dengan alat khusus yang dinamakan “neuropsychological battery”.
Pasien dibagi ke dalam kelompoknya dan kemudian di daftar, pasien yang mendapatkan obat yang ada efek antikolinergik sebanyak 679 dan sama sekali tidak menggunakan obat yang memberikan efek antikolinergik sebanyak 191 pasien. Setiap peserta yang ikut dilakukan observasi selama 7,8 tahun, dan kemudian dicatat, dan diamati model dari regresinya, yang dicocokkan dengan jenis kelamin, usia serta nilai rata-rata dari penurunan fungsi kognitifnya setiap individu sebelum dan sesudah diterapi dengan obat antikolinergik. Dr. Tsao melaporkan angka kejadian yang ada tidak bermakna baik pada kelompok yang sedang mendapatkan obat atau kelompok referensi yang menggunakan obat antikolinergik. Bagaimanapun kelompok yang menjadi referensi, pengalami penurunan fungsi kognitif setelah menggunakan obat tersebut rata-rata adalah 0,045 unit/pertahun akan mengalami lebih cepat penurunan fungsi kognitif(P= 0,0044). Perlu disampaikan bahwa semua peserta yang masuk dalam penelitian ini awalnya mempunyai fungsi kognitif yang normal, dan ditanyakan tidak ada satupun dari mereka yang menggunakan obat antikolinergik, peneliti menyimpulkan bahwa terapi antikolinergik pada awal berhubungan dengan cepatnya peserta dalam mengalami penurunan fungsi kognitif. Ke depan perlu ada langkah-langkah serta upaya dalam menilai potensi obat ini dalam menurunkan performa dari fungsi memori.
kalbe.co.id
Teh Hijau melindungi otak dari efek Sleep Apnea
Menurut sebuah studi baru pada hewan, bahan yang ditemukan dalam teh hijau dapat membantu mengurangi kerusakan neurologik yang berasal dari gangguan pernapasan yang dinamakan sleep apnea. Para peneliti menemukan bahwa ketika mereka menambahkan antioksidan teh hijau ke dalam air minum tikus, tampaknya melindungi otak hewan selama terjadinya kekurangan oksigen yang didisain menyerupai efek obstuctive sleep apnea (OSA). Temuan ini menyarankan bahwa bahan teh hijau harus depalajari lebih lanjut sebagai potensi terapi OSA, para peneliti melaporkannya dalam American Journal of respiratory and Critical Care Medicine, 15 Mei 2008.
OSA adalah gangguan umum dimana jaringan lunak di dalam kerongkongan berhenti sesaat dan menutupi aliran udara saat tidur, yang menyebabkan napas berhenti dan mulai secara berulang sepanjang malam.
Gejala langsungnya termasuk bunyi mengorok keras dan juga mengantuk di siang hari. Bila dibiarkan, OSA dapat berkembang efeknya di dalam tubuh. OSA berkaitan dengan tekanan darah tinggi dan peneltian menunjukkan bahwa kekurangan oksigen di otak dapat mengarah pada kesulitan belajar dan memori.
Dalam studi baru ini, Dr. David Gozal dan koleganya dari University of Louisville School of Medicine di Kentucky mengamati apakah senyawa dalam teh hijau yaitu polifenol katekin dapat melindungi otak dari kekurangan oksigen. Polifenol katekin bertindak sebagai antioksidan, yang berarti dapat membantu menetralkan partikel-partikel perusak sel yang disebut radikal bebas. Radikal bebas merupakan produk normal metabolisme, tapi kelebihan radikal bebas dikenal sebagai stres oksidatif.
Diperkirakan kekurangan oksigen pada OSA mengarah pada stres oksidatif dan hal ini, paling tidak sebagian, menjelaskan masalah kognitif terlihat pada sebagian orang dengan gangguan tidur. Gozal dan koleganya menemukan bahwa ketika tikus dipaparkan secara periodik dengan kondisi kekurangan oksigen selama 14 hari, hal ini meningkatkan tanda stres oksidatif dalam otak. Namun demikian, hal ini tidak terjadi jika tikus telah diberikan air yang mengandung polifenol teh hijau.
Dibandingkan tikus yang diberi air saja, hewan-hewan ini bertindak lebih baik pada uji standar mengenai belajar dan memori. Teka-teki air didisain untuk mendorong hewan mengingat lokasi untuk kabur. Secara teoritis, secangkir teh hijau dapat bermanfaat, digunakan bersamaan dengan penanganan standar OSA. namun demikian, bukti definitif bahwa teh hijau dapat membantu harus menunggu uji pada manusia.
kalbe.co.id
Menurut sebuah studi baru pada hewan, bahan yang ditemukan dalam teh hijau dapat membantu mengurangi kerusakan neurologik yang berasal dari gangguan pernapasan yang dinamakan sleep apnea. Para peneliti menemukan bahwa ketika mereka menambahkan antioksidan teh hijau ke dalam air minum tikus, tampaknya melindungi otak hewan selama terjadinya kekurangan oksigen yang didisain menyerupai efek obstuctive sleep apnea (OSA). Temuan ini menyarankan bahwa bahan teh hijau harus depalajari lebih lanjut sebagai potensi terapi OSA, para peneliti melaporkannya dalam American Journal of respiratory and Critical Care Medicine, 15 Mei 2008.
OSA adalah gangguan umum dimana jaringan lunak di dalam kerongkongan berhenti sesaat dan menutupi aliran udara saat tidur, yang menyebabkan napas berhenti dan mulai secara berulang sepanjang malam.
Gejala langsungnya termasuk bunyi mengorok keras dan juga mengantuk di siang hari. Bila dibiarkan, OSA dapat berkembang efeknya di dalam tubuh. OSA berkaitan dengan tekanan darah tinggi dan peneltian menunjukkan bahwa kekurangan oksigen di otak dapat mengarah pada kesulitan belajar dan memori.
Dalam studi baru ini, Dr. David Gozal dan koleganya dari University of Louisville School of Medicine di Kentucky mengamati apakah senyawa dalam teh hijau yaitu polifenol katekin dapat melindungi otak dari kekurangan oksigen. Polifenol katekin bertindak sebagai antioksidan, yang berarti dapat membantu menetralkan partikel-partikel perusak sel yang disebut radikal bebas. Radikal bebas merupakan produk normal metabolisme, tapi kelebihan radikal bebas dikenal sebagai stres oksidatif.
Diperkirakan kekurangan oksigen pada OSA mengarah pada stres oksidatif dan hal ini, paling tidak sebagian, menjelaskan masalah kognitif terlihat pada sebagian orang dengan gangguan tidur. Gozal dan koleganya menemukan bahwa ketika tikus dipaparkan secara periodik dengan kondisi kekurangan oksigen selama 14 hari, hal ini meningkatkan tanda stres oksidatif dalam otak. Namun demikian, hal ini tidak terjadi jika tikus telah diberikan air yang mengandung polifenol teh hijau.
Dibandingkan tikus yang diberi air saja, hewan-hewan ini bertindak lebih baik pada uji standar mengenai belajar dan memori. Teka-teki air didisain untuk mendorong hewan mengingat lokasi untuk kabur. Secara teoritis, secangkir teh hijau dapat bermanfaat, digunakan bersamaan dengan penanganan standar OSA. namun demikian, bukti definitif bahwa teh hijau dapat membantu harus menunggu uji pada manusia.
kalbe.co.id
Tuesday, May 13, 2008
KEPEDULIAN TERHADAP PERAWAT
Oleh : Riza.
Nurse day yang jatuh pada tanggal 12 Mei 2008 telah berlalu yang tersisa hanya harapan yang tak kunjung datang tentang pengesahan RUU praktik keperawatan. Kita selalu menunggu momentum seperti menunggu datangnya hari tersebut baru bergerak, apakah hari tersebut selalu hadir ditiap jam atau bulan? Tentu tidak. Jadi jangan tunggu hari untuk bergerak. Yang diperlukan adalah lobi – lobi yang cantik yang dilakukan oleh orang – orang yang cerdik sehingga harapan tersebut menjadi kenyataan.
Banyak perawat yang berusaha agar di akui eksistensinya tapi lupa bahwa untuk mencapai hal tersebut tidak mudah. Ada perawat yang ingin dapat memerintah tenaga medis layaknya film emergency room buatannya holywood atau sebenarnya memang keadan tersebut memang ada. Dengan tidak mengecilkan profesi perawat, banyak perawat masih berpendidikan D3, secara logika apakah mungkin bisa menyuruh seseorang yang mengambil pendidikan hampir 4 tahun di pendidikan ditambah 2 tahun di lapangan dilanjutkan dengan pendidikan spesialis yang memakan waktu 4 – 5 tahun sehingga total pendidikan yang di ikuti menjadi 10 - 11 tahun .
Yang diperlukan oleh perawat adalah terus menimba ilmu baik yang bersifat formal maupun informal, yang bersifat formal agar diakui secara sah oleh hukum sedangkan yang bersifat informal, agar ilmu perawat tersebut terus ter up – date.
Ini my history boleh di percaya boleh tidak, saya bekerja di unit khusus dan pimpinan unit tersebut adalah seorang konsultan yang katanya salah satu murid terpandai dikelasnya. Konsultan ini selalu menganggap remeh masukan dari saya, terkadang ketika masukkan tersebut diberitahukan seolah – olah dia mendengar seperti ogah – ogahan, terkadang ia suka menyindir pekerjaan perawat. Lambat laun masukan saya mulai di dengar dan membuat saya bisa berdiskusi tentang pasien dengan konsultan tersebut, ketika saya mendapat promosi jabatan dan harus meninggalkan ruang tersebut, konsultan tersebut berujar pada acara perpisahan saya, beliau mengatakan : “ saya suka marah denganmu, suka cuekin kamu ketika sedang berbicara, sebenarnya saya sedang menguji sampai dimana kemampuan kamu, dan saya sebenarnya keberatan kamu pindah karena sulit mencari perawat yang berkwalitas........”.
Dari sekelumit kata – kata diatas kita dapat mengambil kesimpulan bahwa medis membutuhkan perawat yang setara ilmunya dengan mereka, tanpa itu jangan pernah bermimpi untuk menjadi mitra dengan mereka.
Saran saya untuk perawat, tunjukkan kemampuan kita bahwa memang kita pantas di hargai karena kita berhadapan dengan orang – orang yang kaya akan ilmu pengetahuan.
Semoga perawat indonesia menjadi perawat yang diakui eksistensinya diseluruh dunia. Semoga saya bukan jadi perawat pemimpi.
Oleh : Riza.
Nurse day yang jatuh pada tanggal 12 Mei 2008 telah berlalu yang tersisa hanya harapan yang tak kunjung datang tentang pengesahan RUU praktik keperawatan. Kita selalu menunggu momentum seperti menunggu datangnya hari tersebut baru bergerak, apakah hari tersebut selalu hadir ditiap jam atau bulan? Tentu tidak. Jadi jangan tunggu hari untuk bergerak. Yang diperlukan adalah lobi – lobi yang cantik yang dilakukan oleh orang – orang yang cerdik sehingga harapan tersebut menjadi kenyataan.
Banyak perawat yang berusaha agar di akui eksistensinya tapi lupa bahwa untuk mencapai hal tersebut tidak mudah. Ada perawat yang ingin dapat memerintah tenaga medis layaknya film emergency room buatannya holywood atau sebenarnya memang keadan tersebut memang ada. Dengan tidak mengecilkan profesi perawat, banyak perawat masih berpendidikan D3, secara logika apakah mungkin bisa menyuruh seseorang yang mengambil pendidikan hampir 4 tahun di pendidikan ditambah 2 tahun di lapangan dilanjutkan dengan pendidikan spesialis yang memakan waktu 4 – 5 tahun sehingga total pendidikan yang di ikuti menjadi 10 - 11 tahun .
Yang diperlukan oleh perawat adalah terus menimba ilmu baik yang bersifat formal maupun informal, yang bersifat formal agar diakui secara sah oleh hukum sedangkan yang bersifat informal, agar ilmu perawat tersebut terus ter up – date.
Ini my history boleh di percaya boleh tidak, saya bekerja di unit khusus dan pimpinan unit tersebut adalah seorang konsultan yang katanya salah satu murid terpandai dikelasnya. Konsultan ini selalu menganggap remeh masukan dari saya, terkadang ketika masukkan tersebut diberitahukan seolah – olah dia mendengar seperti ogah – ogahan, terkadang ia suka menyindir pekerjaan perawat. Lambat laun masukan saya mulai di dengar dan membuat saya bisa berdiskusi tentang pasien dengan konsultan tersebut, ketika saya mendapat promosi jabatan dan harus meninggalkan ruang tersebut, konsultan tersebut berujar pada acara perpisahan saya, beliau mengatakan : “ saya suka marah denganmu, suka cuekin kamu ketika sedang berbicara, sebenarnya saya sedang menguji sampai dimana kemampuan kamu, dan saya sebenarnya keberatan kamu pindah karena sulit mencari perawat yang berkwalitas........”.
Dari sekelumit kata – kata diatas kita dapat mengambil kesimpulan bahwa medis membutuhkan perawat yang setara ilmunya dengan mereka, tanpa itu jangan pernah bermimpi untuk menjadi mitra dengan mereka.
Saran saya untuk perawat, tunjukkan kemampuan kita bahwa memang kita pantas di hargai karena kita berhadapan dengan orang – orang yang kaya akan ilmu pengetahuan.
Semoga perawat indonesia menjadi perawat yang diakui eksistensinya diseluruh dunia. Semoga saya bukan jadi perawat pemimpi.
Friday, May 9, 2008
Air kelapa sebagai air mineral alami
Oleh: dr. Nawanto A Prastowo, SpKO
Air adalah salah satu unsur alam yang sangat penting dalam kehidupan manusia. Air dibutuhkan untuk menjamin berfungsinya organ-organ secara normal di dalam tubuh. Air penting bagi tubuh manusia karena berfungsi sebagai media bagi proses metabolisme sel, transportasi zat-zat makanan, oksigen dan sisa-sisa metabolisme, mencegah peningkatan suhu tubuh, mempertahankan fungsi sendi, dan mempertahankan bentuk dan fungsi sel. Kekurangan air dapat mengganggu metabolisme sel sehingga dapat menyebabkan kerusakan sel, gangguan fungsi organ serta kematian.
Volume air dalam tubuh orang dewasa mencapai 70% dari total berat badan. Sebagai contoh, seseorang dengan berat badan 60 kg memiliki volume total air kurang lebih 42 liter. Volume air dalam tubuh dipengaruhi oleh usia, massa otot, dan jenis kelamin. Orang tua, wanita, dan massa otot sedikit akan memiliki volume air lebih sedikit. Sebanyak 2/3 dari volume total air dalam tubuh berada di dalam sel (cairan intrasel-CIS) dan 1/3 berada di luar sel (cairan ekstrasel-CES). Cairan ekstrasel terdiri dari plasma yang berada di pembuluh darah, dan cairan di dalam jaringan (interstitial). Air dapat berpindah dari intrasel ke ekstrasel dan sebaliknya oleh sebab itu perubahan volume CES dapat mempengaruhi volume cairan intrasel.
Di dalam cairan intrasel maupun ekstrasel terdapat elektrolit, unsur penting bagi tubuh selain air. Komposisi elektrolit pada kedua kompartemen cairan tersebut berbeda. Kalium dan fosfat adalah elektrolit utama pada CIS, sedangkan natrium dan klorida adalah elektrolit utama CES. Natrium dan kalium berperan dalam keseimbangan asam-basa, keseimbangan cairan, dan fungsi sel saraf. Fosfat adalah unsur pembentuk molekul berenergi (adenosine triphosphate-ATP), dan berperan dalam pembentukan tulang dan gigi. Klorida berperan dalam keseimbangan asam-basa dan cairan. Selain itu masih terdapat elektrolit lain yang memiliki fungsi penting, misalnya kalsium dan magnesium. Kalsium berperan dalam pembentukan tulang dan gigi, proses pembekuan darah, kontraksi otot, dan fungsi sel saraf. Magnesium berperan dalam aktivitas enzim, pembentukan tulang, dan aktivitas otot dan sel saraf. Kekurangan elektrolit akan menimbulkan berbagai gangguan fungsi organ, oleh sebab itu kebutuhan elektrolit harus selalu tercukupi.
Volume cairan dan konsentrasi elektrolit selalu dipertahankan dalam keadaan yang seimbang. Keseimbangan cairan dan elektrolit dipertahankan dengan mengatur masukan dan keluaran air dan elektrolit. Masukan air dan elektrolit (water and electrolite gain) diperoleh terutama melalui makan dan minum. Keluaran air dan elektrolit (water and electrolite loss) secara eksresi melalui buang air kecil dan buang air besar, dan secara evaporasi melalui pernafasan dan kulit dalam bentuk keringat. Masukan dan keluaran air dikendalikan oleh otak yaitu di hipotalamus. Perubahan volume CES maupun konsentrasi elektrolit merangsang hipotalamus untuk mengurangi atau meningkatkan keluaran dan masukan air dengan cara mengatur rasa haus dan eksresi air melalui ginjal.
Dehidrasi adalah suatu keadaan kehilangan cairan sehingga mengganggu fungsi normal organ-organ tubuh. Tubuh kita dapat mengalami dehidrasi disebabkan oleh masukan air kurang atau keluaran air berlebihan. Dehidrasi karena keluaran air berlebihan disebabkan oleh diare atau peningkatan aktivitas fisik. Pada aktivitas fisik biasa, tubuh kehilangan air sebanyak 2,5 liter per hari, sebagian besar (60%) dikeluarkan melalui air seni. Pada peningkatan aktivitas fisik, misalnya berolahraga, kehilangan air mencapai 1-2 liter per jam, sebagian besar (95%) dikeluarkan melalui keringat. Banyaknya air yang hilang tergantung pada intensitas aktivitas fisik, dan suhu dan kelembaban. Makin besar intensitas latihan, suhu dan kelembaban, akan semakin besar kehilangan air. Rasa haus merupakan gejala awal terjadinya dehidrasi. Kehilangan air sebanyak 2% dari berat badan dapat menyebabkan peningkatan laju jatung dan suhu tubuh. Kematian dapat terjadi bila kehilangan air mencapai 9-12% berat badan. Pada dehidrasi, tubuh tidak hanya kehilangan air tetapi juga kehilangan elektrolit dan glukosa. Disamping air, dehidrasi menyebabkan kehilangan elektrolit. Kehilangan natrium dan klorida dapat mencapai 40-60 mEq/liter, sedangkan kalium dan magnesium 1,5-6 mEq/liter. Kehilangan elektrolit akan mempercepat timbulnya gejala dan gangguan fungsi organ-organ.
Rehidrasi dengan memberikan air minum biasa justru akan sangat berbahaya pada kehilangan elektrolit. Air minum biasa menyebabkan CES menjadi hipoosmolar sehingga air masuk ke CIS. Minum air biasa terus menerus semakin meningkatkan hipo-osmolaritas CES dan menambah volume air yang masuk ke CIS sehingga mengakibatkan pembengkakan sel yang dapat mengakibatkan kematian. Oleh sebab itu komposisi cairan rehidrasi harus mengandung elektrolit dan glukosa dalam jumlah yang cukup untuk mengganti yang hilang.
Alam ternyata telah menyediakan sumber air yang memenuhi syarat sebagai cairan rehidrasi yang terdapat dalam air kelapa muda. Mitos air kelapa muda menyebabkan pegal-pegal bila diminum setelah berolahraga belum terbukti secara ilmiah. Bahkan terbukti kandungan elektrolit dan glukosa dalam air kelapa muda bersifat isotonik sehingga sangat baik diminum sebagai cairan rehidrasi pengganti cairan yang hilang karena berbagai penyebab. Komposisi air kelapa muda adalah gula sebanyak 4,4%, natrium 42 mg%, kalium 290 mg%, kalsium 44 mg%, magnesium 10 mg%, besi 106 mg%, dan tembaga 26 mg%.
Selain glukosa dan elektrolit, air kelapa muda juga mengandung vitamin dan protein yang sangat diperlukan oleh tubuh. Protein merupakan komponen penyusun membran sel dan organel, berfungsi dalam pembentukan jaringan, enzim dan hormon, dan cadangan energi. Terdapat 12 jenis protein penting yang terdapat di dalam air kelapa muda antara lain alanin, arginin, asam aspartat, asam glutamat, histidin, fenilalanin, tirosin, dan lain-lain. Jenis vitamin yang terdapat dalam air kelapa muda adalah golongan vitamin B, yang merupakan koenzim dalam metabolisme sumber energi baik karbohidrat, lemak, maupun protein, dan pembentukan sel. Terdapat 7 jenis vitamin B yang terdapat dalam air kelapa muda yaitu asam nikotinik, asam pantotenat, biotin, riboflavin (B2), asam folat, tiamin (B1), dan piridoksin (B6). Kandungan glukosa, elektrolit, vitamin, dan protein menyebabkan air kelapa bukan saja berfungsi sebagai pengganti air tetapi juga sebagai sumber energi dan untuk mempercepat fase pemulihan.
Dibandingkan dengan sport drink, air kelapa muda memiliki beberapa kelebihan. Hasil penelitian membuktikan air kelapa muda memiliki Indeks Rehidrasi (indikator banyaknya cairan rehidrasi yang diberikan yang dipergunakan tubuh) lebih baik dibandingkan dengan air biasa dan minuman elektrolit buatan. Indeks Rehidrasi lebih tinggi berarti air kelapa muda lebih efektif dan lebih cepat memperbaiki dehidrasi. Kelebihan lain adalah memiliki rasa lebih lezat dan mudah ditoleransi lambung sehingga air kelapa muda dapat diminum dalam jumlah cukup banyak. Food and Agriculture Organization (FAO), badan Perserikatan Bangsa-Bangsa yang mengurusi pangan merekomendasikan air kelapa muda sebagai cairan rehidrasi alami dan minuman berenergi cocok bagi siapa saja terutama atlet dan mereka yang memiliki aktivitas cukup tinggi. FAO menganjurkan agar air kelapa muda dipatenkan dan dipasarkan dalam kemasan tanpa mengurangi rasanya yang lezat, kandungan elektrolit, glukosa, protein dan vitamin.
sumber.kalbe.co.id
Oleh: dr. Nawanto A Prastowo, SpKO
Air adalah salah satu unsur alam yang sangat penting dalam kehidupan manusia. Air dibutuhkan untuk menjamin berfungsinya organ-organ secara normal di dalam tubuh. Air penting bagi tubuh manusia karena berfungsi sebagai media bagi proses metabolisme sel, transportasi zat-zat makanan, oksigen dan sisa-sisa metabolisme, mencegah peningkatan suhu tubuh, mempertahankan fungsi sendi, dan mempertahankan bentuk dan fungsi sel. Kekurangan air dapat mengganggu metabolisme sel sehingga dapat menyebabkan kerusakan sel, gangguan fungsi organ serta kematian.
Volume air dalam tubuh orang dewasa mencapai 70% dari total berat badan. Sebagai contoh, seseorang dengan berat badan 60 kg memiliki volume total air kurang lebih 42 liter. Volume air dalam tubuh dipengaruhi oleh usia, massa otot, dan jenis kelamin. Orang tua, wanita, dan massa otot sedikit akan memiliki volume air lebih sedikit. Sebanyak 2/3 dari volume total air dalam tubuh berada di dalam sel (cairan intrasel-CIS) dan 1/3 berada di luar sel (cairan ekstrasel-CES). Cairan ekstrasel terdiri dari plasma yang berada di pembuluh darah, dan cairan di dalam jaringan (interstitial). Air dapat berpindah dari intrasel ke ekstrasel dan sebaliknya oleh sebab itu perubahan volume CES dapat mempengaruhi volume cairan intrasel.
Di dalam cairan intrasel maupun ekstrasel terdapat elektrolit, unsur penting bagi tubuh selain air. Komposisi elektrolit pada kedua kompartemen cairan tersebut berbeda. Kalium dan fosfat adalah elektrolit utama pada CIS, sedangkan natrium dan klorida adalah elektrolit utama CES. Natrium dan kalium berperan dalam keseimbangan asam-basa, keseimbangan cairan, dan fungsi sel saraf. Fosfat adalah unsur pembentuk molekul berenergi (adenosine triphosphate-ATP), dan berperan dalam pembentukan tulang dan gigi. Klorida berperan dalam keseimbangan asam-basa dan cairan. Selain itu masih terdapat elektrolit lain yang memiliki fungsi penting, misalnya kalsium dan magnesium. Kalsium berperan dalam pembentukan tulang dan gigi, proses pembekuan darah, kontraksi otot, dan fungsi sel saraf. Magnesium berperan dalam aktivitas enzim, pembentukan tulang, dan aktivitas otot dan sel saraf. Kekurangan elektrolit akan menimbulkan berbagai gangguan fungsi organ, oleh sebab itu kebutuhan elektrolit harus selalu tercukupi.
Volume cairan dan konsentrasi elektrolit selalu dipertahankan dalam keadaan yang seimbang. Keseimbangan cairan dan elektrolit dipertahankan dengan mengatur masukan dan keluaran air dan elektrolit. Masukan air dan elektrolit (water and electrolite gain) diperoleh terutama melalui makan dan minum. Keluaran air dan elektrolit (water and electrolite loss) secara eksresi melalui buang air kecil dan buang air besar, dan secara evaporasi melalui pernafasan dan kulit dalam bentuk keringat. Masukan dan keluaran air dikendalikan oleh otak yaitu di hipotalamus. Perubahan volume CES maupun konsentrasi elektrolit merangsang hipotalamus untuk mengurangi atau meningkatkan keluaran dan masukan air dengan cara mengatur rasa haus dan eksresi air melalui ginjal.
Dehidrasi adalah suatu keadaan kehilangan cairan sehingga mengganggu fungsi normal organ-organ tubuh. Tubuh kita dapat mengalami dehidrasi disebabkan oleh masukan air kurang atau keluaran air berlebihan. Dehidrasi karena keluaran air berlebihan disebabkan oleh diare atau peningkatan aktivitas fisik. Pada aktivitas fisik biasa, tubuh kehilangan air sebanyak 2,5 liter per hari, sebagian besar (60%) dikeluarkan melalui air seni. Pada peningkatan aktivitas fisik, misalnya berolahraga, kehilangan air mencapai 1-2 liter per jam, sebagian besar (95%) dikeluarkan melalui keringat. Banyaknya air yang hilang tergantung pada intensitas aktivitas fisik, dan suhu dan kelembaban. Makin besar intensitas latihan, suhu dan kelembaban, akan semakin besar kehilangan air. Rasa haus merupakan gejala awal terjadinya dehidrasi. Kehilangan air sebanyak 2% dari berat badan dapat menyebabkan peningkatan laju jatung dan suhu tubuh. Kematian dapat terjadi bila kehilangan air mencapai 9-12% berat badan. Pada dehidrasi, tubuh tidak hanya kehilangan air tetapi juga kehilangan elektrolit dan glukosa. Disamping air, dehidrasi menyebabkan kehilangan elektrolit. Kehilangan natrium dan klorida dapat mencapai 40-60 mEq/liter, sedangkan kalium dan magnesium 1,5-6 mEq/liter. Kehilangan elektrolit akan mempercepat timbulnya gejala dan gangguan fungsi organ-organ.
Rehidrasi dengan memberikan air minum biasa justru akan sangat berbahaya pada kehilangan elektrolit. Air minum biasa menyebabkan CES menjadi hipoosmolar sehingga air masuk ke CIS. Minum air biasa terus menerus semakin meningkatkan hipo-osmolaritas CES dan menambah volume air yang masuk ke CIS sehingga mengakibatkan pembengkakan sel yang dapat mengakibatkan kematian. Oleh sebab itu komposisi cairan rehidrasi harus mengandung elektrolit dan glukosa dalam jumlah yang cukup untuk mengganti yang hilang.
Alam ternyata telah menyediakan sumber air yang memenuhi syarat sebagai cairan rehidrasi yang terdapat dalam air kelapa muda. Mitos air kelapa muda menyebabkan pegal-pegal bila diminum setelah berolahraga belum terbukti secara ilmiah. Bahkan terbukti kandungan elektrolit dan glukosa dalam air kelapa muda bersifat isotonik sehingga sangat baik diminum sebagai cairan rehidrasi pengganti cairan yang hilang karena berbagai penyebab. Komposisi air kelapa muda adalah gula sebanyak 4,4%, natrium 42 mg%, kalium 290 mg%, kalsium 44 mg%, magnesium 10 mg%, besi 106 mg%, dan tembaga 26 mg%.
Selain glukosa dan elektrolit, air kelapa muda juga mengandung vitamin dan protein yang sangat diperlukan oleh tubuh. Protein merupakan komponen penyusun membran sel dan organel, berfungsi dalam pembentukan jaringan, enzim dan hormon, dan cadangan energi. Terdapat 12 jenis protein penting yang terdapat di dalam air kelapa muda antara lain alanin, arginin, asam aspartat, asam glutamat, histidin, fenilalanin, tirosin, dan lain-lain. Jenis vitamin yang terdapat dalam air kelapa muda adalah golongan vitamin B, yang merupakan koenzim dalam metabolisme sumber energi baik karbohidrat, lemak, maupun protein, dan pembentukan sel. Terdapat 7 jenis vitamin B yang terdapat dalam air kelapa muda yaitu asam nikotinik, asam pantotenat, biotin, riboflavin (B2), asam folat, tiamin (B1), dan piridoksin (B6). Kandungan glukosa, elektrolit, vitamin, dan protein menyebabkan air kelapa bukan saja berfungsi sebagai pengganti air tetapi juga sebagai sumber energi dan untuk mempercepat fase pemulihan.
Dibandingkan dengan sport drink, air kelapa muda memiliki beberapa kelebihan. Hasil penelitian membuktikan air kelapa muda memiliki Indeks Rehidrasi (indikator banyaknya cairan rehidrasi yang diberikan yang dipergunakan tubuh) lebih baik dibandingkan dengan air biasa dan minuman elektrolit buatan. Indeks Rehidrasi lebih tinggi berarti air kelapa muda lebih efektif dan lebih cepat memperbaiki dehidrasi. Kelebihan lain adalah memiliki rasa lebih lezat dan mudah ditoleransi lambung sehingga air kelapa muda dapat diminum dalam jumlah cukup banyak. Food and Agriculture Organization (FAO), badan Perserikatan Bangsa-Bangsa yang mengurusi pangan merekomendasikan air kelapa muda sebagai cairan rehidrasi alami dan minuman berenergi cocok bagi siapa saja terutama atlet dan mereka yang memiliki aktivitas cukup tinggi. FAO menganjurkan agar air kelapa muda dipatenkan dan dipasarkan dalam kemasan tanpa mengurangi rasanya yang lezat, kandungan elektrolit, glukosa, protein dan vitamin.
sumber.kalbe.co.id
CDC : 3 dari 4 ibu baru di Amerika memberikan ASI kepada bayinya
Oleh: NFA
Tiga dari 4 ibu baru memberikan ASI kepada bayinya, suatu angka tertinggi di Amerika sejak 20 tahun. Ini berdasarkan laporan pemerintah yang dikeluarkan Mei 2008. Menurut Centers for Disease Control and Prevention (CDC), sekitar 77% ibu baru yang memberikan ASI, dari angka sebelumnya 60% pada tahun 1993-1994. Menurut jurubicara CDC, Jeff Lancasshire, tampaknya merupakan angka tertinggi berdasarkan hasil survey sejak pertengahan tahun 1980-an.
Para ahli mengaitkan peningkatan kampanye edukasi yang menekankan ASI lebih baik daripada susu formula untuk melindungi bayi terhadap penyakit dan obesitas. Perubahan kultur yang mengakomodasi para ibu menyusui juga menjadi salah satu faktor.
Studi terbaru menemukan bahwa persentase bayi kulit hitam yang diberikan ASI meningkat paling dramatis sampai 65%. Hanya 36% yang diberikan ASI pada tahun 1993-1994. Untuk bayi kulit putih, peningkatan sebesar 79% dari 62%. Untuk keturunan Meksiko, meningkat menjadi 80% dari sebelumnya 67%.
Dr. David Satcher memberikan selamat pada temuan dalam laporan yaitu wanita kulit hitam secaca histori tidak pernah mempunyai angka terendah. Hal ini sangat mengesankan ketika melihat pada awal mulanya, Wanita keturunan Afrika telah membuat kemajuan besar.
Laporan baru didasarkan survey komprehensif yang melibatkan wawancara per orang dan pengujian fisik. Temuan didasarkan dari informasi 434 bayi dari tahun 2005 dan 2006. Hasil survey pada ribuan keluarga dikeluarkan tahun lalu, yang menemukan bahwa 74% bayi pada thun 2004 mendapatkan ASI.
Paling sedikit 3 tipe survey CDC menunjukkan angka pemberian ASI meningkat sejak awal tahun 1990 an. Laporan terakhir CDC menemukan angka pemberian ASI terendah pada wanita yang tidak menikah, miskin, tinggal di desa, lebih muda dari 20 tahun dan tingkat pendidikan SMA atau kurang.
sumber.Kalbe.co.id
Oleh: NFA
Tiga dari 4 ibu baru memberikan ASI kepada bayinya, suatu angka tertinggi di Amerika sejak 20 tahun. Ini berdasarkan laporan pemerintah yang dikeluarkan Mei 2008. Menurut Centers for Disease Control and Prevention (CDC), sekitar 77% ibu baru yang memberikan ASI, dari angka sebelumnya 60% pada tahun 1993-1994. Menurut jurubicara CDC, Jeff Lancasshire, tampaknya merupakan angka tertinggi berdasarkan hasil survey sejak pertengahan tahun 1980-an.
Para ahli mengaitkan peningkatan kampanye edukasi yang menekankan ASI lebih baik daripada susu formula untuk melindungi bayi terhadap penyakit dan obesitas. Perubahan kultur yang mengakomodasi para ibu menyusui juga menjadi salah satu faktor.
Studi terbaru menemukan bahwa persentase bayi kulit hitam yang diberikan ASI meningkat paling dramatis sampai 65%. Hanya 36% yang diberikan ASI pada tahun 1993-1994. Untuk bayi kulit putih, peningkatan sebesar 79% dari 62%. Untuk keturunan Meksiko, meningkat menjadi 80% dari sebelumnya 67%.
Dr. David Satcher memberikan selamat pada temuan dalam laporan yaitu wanita kulit hitam secaca histori tidak pernah mempunyai angka terendah. Hal ini sangat mengesankan ketika melihat pada awal mulanya, Wanita keturunan Afrika telah membuat kemajuan besar.
Laporan baru didasarkan survey komprehensif yang melibatkan wawancara per orang dan pengujian fisik. Temuan didasarkan dari informasi 434 bayi dari tahun 2005 dan 2006. Hasil survey pada ribuan keluarga dikeluarkan tahun lalu, yang menemukan bahwa 74% bayi pada thun 2004 mendapatkan ASI.
Paling sedikit 3 tipe survey CDC menunjukkan angka pemberian ASI meningkat sejak awal tahun 1990 an. Laporan terakhir CDC menemukan angka pemberian ASI terendah pada wanita yang tidak menikah, miskin, tinggal di desa, lebih muda dari 20 tahun dan tingkat pendidikan SMA atau kurang.
sumber.Kalbe.co.id
Subscribe to:
Posts (Atom)