Sunday, December 30, 2007

Konsep pemberian nutrisi pasien : Hypocaloric Feeding
(09-Jul-2007)


Pada saat kondisi kritis, respon tubuh manusia terhadap keadaan stress menyebabkan peningkatan proses glukoneogenesis dan lipolisis yang dapat mencetuskan terjadinya hiperglikemia dan dapat meningkatkan kadar trigliserida darah (kondisi ini dinamakan over feeding syndrom). Konsep pemberian nutrisi tradisional dengan memberikan asupan kalori berlebih dapat memperberat gangguan metabolik yang telah ada. Selama ini pemenuhan kebutuhan nutrisi seseorang dihitung melalui Resting Energy Expenditure dikalikan aktivitas fisik lalu dikalikan lagi dengan jenis stress/stress factor (berdasarkan tabel konstanta)

Saat ini konsep pemberian nutrisi pasien bergeser kepada prinsip baru yaitu dengan hypocaloric feeding. Konsep hypocaloric feeding memiliki potensi dalam memperbaiki nutrisi tanpa membebani kondisi stress yang sedang berlangsung. Berbagai studi menunjukkan bahwa melalui konsep hypocaloric feeding, selain aman ternyata juga mampu mencapai keseimbangan nitrogen. Manfaat lain yang terlihat adalah perbaikan dari kontrol glikemik, menurunkan lama perawatan di ICU serta menurunkan lama pemakaian ventilator dan kejadian infeksi.

Berikut prinsip-prinsip pemenuhan kebutuhan energi berdasarkan hypocaloric feeding:

1. Untuk memenuhi kebutuhan kalori pasien dari teori baru ini adalah cukup menggunakan rumus Resting Energy Expenditure dari rumus Harris-Benedict tanpa perlu memperhitungkan aktivitas fisik dan stress factor. Atau jika diambil gambaran kasarnya kebutuhan energi dasar orang dewasa adalah 25 Kkal/kgBB/hari.

2. Untuk mencegah overfeeding syndrome pada pemberian nutrisi parenteral ada 3 konsep yang dapat dipegang oleh pendekatan hypocaloric feeding :

Tentukan kebutuhan energi pasien. Batasi penggunaan glukosa sekitar 3,5-4 mg/kg/menit. Gunakan kombinasi dengan lipid ; lebih baik lagi dengan menggunakan formula 3 in 1 (satu kantong berisi kombinasi protein, karbohidrat dan lemak).
Pantau kadar gula darah pasien untuk mencegah hiperglikemia.
Jaga status imun pasien. Hindari penggunaan asam lemak tak jenuh ganda (PUFA=Poly Unsaturated Fatty Acid) secara berlebih karena dapat menekan sistem imun.

3. Untuk pasien sepsis dan trauma kebutuhan Energy Expenditure adalah: untuk minggu pertama Total Energy Expenditure 25 dan 31 Kkal/kgBB/hari; untuk minggu ke 2 TEE: 47 dan 59 Kkal/kgBB/hari.


sumber.kalbe.co.id

3 comments:

Anonymous said...

Gostei muito desse post e seu blog é muito interessante, vou passar por aqui sempre =) Depois dá uma passada lá no meu site, que é sobre o CresceNet, espero que goste. O endereço dele é http://www.provedorcrescenet.com . Um abraço.

Anonymous said...

Naja, ob das alles so richtig ist..

Anonymous said...

kok nurse ngomong gizi sih?kemaren, dokter gigi juga ngomong gizi. trus ntar gizi ngomong apa??
Ngomong sama perawat n dokter biar ga ngomong gizi lagi. gt?huft..