Thursday, April 5, 2007

Mengapa mencuci tangan itu perlu.

Setiap perasat atau tindakan keperawatan pasti didahulukan dengan mencuci tangan lalu di akhiri dengan mencuci tangan. Ini sih ngak asing bagi perawat.......anak sekolahan juga tahu kalo itu tapi ngak semua perawat tau kegunaan mencuci di awal dan di akhir mungkin hanya sebahagian saja yang tau.

Ini hanya review saja, bahwa mencuci tangan di awal merupakan tindakan pencegahan penularan penyakit yang ditransmisi perawat ke pasien. Sedangkan mencuci tangan di akhir berguna memutuskan transmisi kuman dari pasien ke perawat atau dari perawat kepasien yang lainnya......binggung ngak...paling mudah sih dikasi contoh.

Misalnya gini, perawat S melakukan perawatan pada pasien A, setelah selesai tindakan pada pasien tersebut lalu perawat A berpindah kepasien B tanpa melakukan cuci tangan lagi.....pasti anda sudah tau kelanjutannya....so pasti perawat A ini menjadi agent penular ke pasien B,artinya si pasien B ini telah mendapatkan bonus bibit penyakit dari pasien A...bisa anda bayangkan kalo anda menjadi pasien yang No.10 yang akan dilakukan tindakan oleh perawat tanpa perawat tersebut mencuci tangan terlebih dahulu........

Ngomong – ngomong, kuman apa aja nih yang bisa ditularkan oleh tenaga kesehatan kepasien, yang pertama MRSA (Methicilin resistant staphylococcus aureus ) merupakan kuman yang tidak berbahaya bagi orang yang sehat tetapi bisa menyebabkan infeksi pada pasien atau orang yang imunnya lemah, kuman ini mempunyai sistem pertahanan yang oke banget...artinya ia sangat mudah bermutasi dan pilihan antibiotik pada kuman tersebut terbatas, kuman yang kedua enterobakteria Beta-laktamase, yang ketiga A. Baumannii dan yang ke empat P.aeruginosa. ke empat kuman ini merupakan kuman yang paling sering ditemukan ditangan tenaga kesehatan.

Jadi gimana nih memutuskan mata rantai penular tersebut, otomatis anda di haruskan mencuci tangan bila menyentuh pasien.ini merupakan tindakan yang paling “sederhana” tapi juga sangat efektif. Sederhana menurut anda.....he....he.... mungkin saya akan malu kalo saya bilang sederhana….kenapa? ketika kami di tes cara mencuci tangan dengan menggunakan larutan yang mengandung fluorescent kemudian dilihat dibawah lampu fluorescent, terlihat tangan kami yang tidak merata tersapu cairan tersebut,dan dokter bruno pun tersenyum melihat kami…..oh ya dr. bruno merupakan ahli dibidang epidemiologi dan infectious risk management pada Central Hospitalier Regional Universitas de Lille ( C.H.R.U.), Prancis.Ia merupakan tentor atau pembimbing training kami di sana.

Data yang didapat dari penelitian beliau dan rekannya, disebutkan bahwa infeksi MRSA terbanyak terdapat diruangan ICU…..kenapa?ini disebabkan diruang ICU banyaknya tindakan invasive yang dilakukan pada pasien. Kita ibaratkan jaringan tubuh merupakan area yang steril dengan pertimbangan medis maka dilakukan tindakan pemasangan cateter urin,intubasi trachea, pemasangan CVC, pemasangan NGT dan lain lain. Akibatnya kita membuka area yang seharusnya terlindungi menjadi port de entri kuman ini lah yang menjelaskan kenapa angka infeksi MRSA dan kuman lainnya menjadi sangat tinggi di ICU. Saya tidak mencantumkan angka berhubung saya belum meminta izin pada beliau jadi harap maklum.

Sosialisasi mencuci tangan dan action serta evaluasinya membutuhkan waktu 3 tahun.....lama amir ya, dari hasil tersebut terlihat infeksi menjadi menurun dan menjadi meningkat kebersihan tangan perawat, tenaga kesehatan lainnya, serta mahasiswa kedokteran dan perawat tetapi tidak berlaku pada profesi dokter. Apakah dokter tersebut kurang pengetahuannya tentang infeksi nosokomial tentu tidak, hasil diskusi mereka ( kelompok infeksi control)mengambil kesimpulan bahwa ini lebih pada attitude….sehingga solusi mereka bukan mengingatkan ataupun menghukum tetapi memberikan cairan antiseptic yang mudah dikantongi oleh mereka sehingga tidak perlu mencari – cari dimana perawat meletakkan antiseptic tersebut istilahnya “tinggal buka langsung lep” kayak iklan sosis gitu lho.

Ini sedikit tips bagi anda manager ruangan untuk mengamprah cairan anti septic dan mengontrol apakah perawat pelaksana melakukan tindakan mencuci tangan.

Misalkan anda mempunyai cairan antiseptic untuk cuci tangan sebanyak 300 ml, dosis penggunaan 3 ml, standar mencuci tangan di ruangan anda misalnya ICU sebanyak 100 x/24jam/pasien,berapa hari kah cairan tersebut habis?

Rumus yang di pakai : dosis penggunaan(ml)/ jumlah cairan antiseptic (ml) x jumlah hand washing (24jam/pasien).

3 ml/300ml x 100/hr/pasien = 300ml/hr/pasien / 300ml = 1hari/pasien.

Artinya cairan antiseptic tersebut harus habis dalam 24 jam,bila tidak berarti ada perawat yang mungkin tidak melakukan cuci tangan pada hari tersebut.

Note: cuci tangan di ICU C.H.R.U adalah sebanyak 46x/24jam/pasien

Moga aja perawat lebih memahami pentingnya cuci tangan bagi pasien dan diri sendiri

No comments: