Sabun antibakteri tidak lebih efektif dibanding sabun biasa (31-Aug-2007)
Oleh: EKM
Menurut penelitian dari Universitas Michigan yang mengkaji 27 studi yang dilakukan antara tahun 1980-2006 yang telah dipublikasikan dalam jurnal Clinical Infectious Diseases bulan Agustus 2007, sabun antibakteri yang mengandung triklosan sebagai bahan aktif utama tidak lebih baik dalam mencegah infeksi dibanding sabun biasa/plain.
Tim tersebut juga menyimpulkan bahwa sabun antibakteri tersebut sebenarnya dapat berisiko karena dapat mengurangi efektivitas beberapa antibiotika yang umum digunakan seperti amoksisilin. Hal itu dikarenakan tidak seperti sabun antibakteri yang digunakan pada rumah sakit dan klinik lainnya, sabun antibakteri yang dijual ke masyarakat umum tidak mengandung konsentrasi triklosan yang cukup tinggi untuk membunuh bakteri seperti E.coli. Konsentrasi triklosan dalam sabun antibakteri di pasaran adalah 0,1-0,45%.
Menurut Allison Aiello dari U-M School of Public Health, E.coli dapat bertahan hidup pada konsentrasi triklosan dalam sabun antibakteri yang diformulasi untuk konsumen. Jadi sabun yang mengandung triklosan yang digunakan di masyarakat tidak lebih efektif dibanding sabun biasa dalam mencegah gejala penyakit infeksi.
Lebih lanjut, studi ini juga menemukan bahwa sabun antibakteri yang dijual ke masyarakat tidak menghilangkan lebih banyak bakteri dari tangan dibanding sabun biasa.
Triklosan bekerja pada jalur biokimia dalam bakteri yang menyebabkan bakteri mempertahankan dinding selnya tetap utuh. Hal tersebut menyebabkan dapat terjadinya mutasi pada lokasi target. Aiello mengatakan bahwa mutasi dapat berarti bahwa triklosan dapat tidak lagi mencapat lokasi target dalam waktu yang lebih lama untuk membunuh bakteri karena bakteri dan jalur biokimianya telah berubah bentuk, sehingga bakteri menjadi resisten terhadap antibiotika. Perubahan tersebut belum terdeteksi pada tingkat populasi, tetapi E.coli dalam percobaan laboratorium menunjukkan resistensi jika dipaparkan sabun triklosan 0,1%.
Analisis tersebut menyimpulkan bahwa badan regulator pemerintah sebaiknya mengevaluasi klaim dan iklan produk antibakteri dan mendorong penelitian lebih lanjut. Sedangkan FDA tidak secara formal mengatur kadar triklosan yang digunakan dalam produk konsumen.
Produk antiseptik lain di pasaran yang mengandung bahan aktif lain seperti alkohol dan bahan sanitasi tangan tidak diteliti dan bahan-bahan aktif tersebut tidak diisukan.
sumber.http://www.kalbe.co.id
No comments:
Post a Comment