Tuesday, September 11, 2007

Puasa untuk Penderita Sakit Maag

Penyakit maag atau sakit lambung sering ditemukan dalam masyarakat dengan variasi yang bermacam-macarn, mulai dari yang ringan sampai berat. Gejala yaag dikeluhkan belasal dari lokasi perut bagian atas berupa rasa nyeri ulu hati, perih, mual, kembung bahkan sampai muntah-muntah. Istilah mediknya adalah dispepsia, atau secara awam disebut gangguan fungsi pencernaan. Keluhan dispepsia tersebut disebabkan oieh kelainan pada saluran cerna bagian atas yang dapat. dibagi menjadi dua kelompok yaitu kelainan organik dan gangguan fungsional. Gejalanya hampir sama, sehingga perlu pemeriksaan khusus untuk saluran cerna seperti pemeriksaan radiologi atau endoskopi untuk membedakan kedua kelompok tersebut.

Kelainan organik atau gangguan fungsional?

Sebenarnya memang sebagian besar penderita sakit lambung yang datang berobat merupakan ganngguan fungsional saluran cerna bagian atas (SCBA), baik lambung maupun usus dua belas jari.

Yang dimaksud dengan gangguan fungsional misalnya nyeri akibat asam lambung yang berlebihan, kejang otot dinding lambung atau usus dua belas jari, atau adanya gas yang berlebihan dalam saluran pencernaaan. Keluhan yang terjadi akibat gangguan fungsional tersebut mirip dengan keluhan akibat kelainan organik pada lambung dan duodenum seperti peradangan atau inflamasi, tukak atau borok lambung, dan bahkan kelainan yang lebih serius seperti kanker lambung.

Kebanyakan pasien yang berobat karena sakit maag tergolong kelainan fungsional. Dalam kehidupan sehari-hari, pada kelainan yang ringan masyarakat cenderung untuk mengobati sendiri. Secara umum hal tersebut dapat dilakukan walaupun perlu perhatian dan kewaspadaaan agar kelainan yang lebih serius jangan sampai terlambat ditangani.

Apabila gangguan pencernaan berupa nyeri perut yang hebat, muntah-muntah, disertai penurunan berat badan yang nyata atau gejala kurang darah, perlu segera dilakukan pemeriksaan medik yang seksama untuk memastikan sebagian besar penderita maag tergolong kelainan fungsional. Bagi kelompok ini puasa pada umumnya diperbolehkan, bahkan sering merasa lebih baik atau tidak ada gejala sama sekali selama bulan Ramadhan.

Dalam menjalankan ibadah puasa di bulan Ramadhan seseorang akan selalu berusaha mendekatkan diri kepada Sang Maha Pencipta. Bukankah Allah swt mengatakan: " orang-orang yang beriman dan hati mere-ka menjadi tentram dengan mengingat Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingat Allah-hati menjadi tentram. (13:28). Insya Allah dengan Ramadhan anda akan mendapatkan ketenangan bathin, susana mental spiritual yang jauh dari ketegangan yang mendukung pecegahan timbulnya gejala serta usaha pengobatan.

Selama puasa, kebutuhan fisiologis pada pagi dan sinag hari masih dapat diperoleh dari makanan waktu sahur karena pengosongan lambung terjadi sesudah 4-6 jam, sedangkan sore hari dari cadangan glikogen dan lemak. Tentu saja perlu diperhatikan agar jangan sampai terjadi kekurangan cairan dengan menghindari berjemur udara panas atau terlalu lama berjemur di matahari. Dengan demikian tubuh kita mampu mengatasi stress fisiologi pada siang hari sehingga kita dapat bekerja seperti biasa.

Bagi kelompok penderita sakit maag dengan kelainan organik seperi tukak peptik sering diperlukan pengendalian asam selama 24 jam untuk penyembuhan dan pencegahan komplikasi. Karena itu niat untuk berpuasa di bulan Ramadhan sebaiknya ditunda dulu sampai tukaknya sembuh, atau sudah aman terhadap kemungkinan komplikasi. Dalam hal ini perlu dilakukan endoskopi untuk memastikan proses penyembuhan tukak tersebut sebelum memulai ibadah pasa.

Pengaturan makanan dan obat selama berpuasa

Kebiasaan berbuka dengan penganan ataupun minuman yang manis diperbolehkan bagi penderita sakit maag. Hanya perlu diingat jangan terlalu manis atau terlalu banyak sekaligus karena akan merangsang produksi asam lambung secara mendadak. Untuk itu ada baiknya bila porsi berbuka dibagi dua, yaitu waktu maghrib dan sesudah sholat tarawih. Pada waktu sahur porsi secukupnya saja jangan berlebihan karena akan lebih merangsang lambung.

Para ahli gizi secara umum menganjurkan agar penderita sakit maag mengatur makan dengan porsi yang kecil diberikan lebih sering. Jenis makanan harus seimbang, berkualitas dan memenuhi kebutuhan secara individual. Pada saat kambuh memang diperlukan makanan yang lunak, tetapi dalam penyembuhan harus dinaikkan bertahap sesuai dengan toleransi, artinya tidak menyebabkan kambuhnya gejala diatas.

Dewasa ini obat sakit maag terutama yang diperlukan untuk mengendalikan asam lambung mempunyai masa keja yang panjang, sekitar 12 jam sehingga mudah pengaturannya selama ulan puasa. Obat golongan ini sebaiknya diberikan waktu subuh sesudah makan sahur, dan bila perlu ditambah sesudah berbuka puasa.

sumber.http://kharisma.de

No comments: