Vascular Color Doppler 3D
Pendeteksi Stroke dan Gangren Diabetik
SERANGAN jantung dan stroke masih menjadi hal yang bisa menyebabkan kematian mendadak. Sementara gangren diabetik merupakan hal yang menakutkan, karena bila tidak ditangani secara baik penderita terpaksa harus diamputasi kakinya. Untuk itulah perlu dilakukan deteksi lebih awal, sebagai pencegahan.
Dengan alat Vascular Color Doppler 3D penyakit jantung koroner, stroke dan gangren diabetik dapat terdeteksi. Untuk penyakit jantung koroner dan stroke dilakukan pemeriksaan pembuluh darah ''Karotis''. Dengan Vascular Color Doppler 3D tersebut terdeteksi kondisi pembuluh darahnya serta terhitung kecepatan aliran darah ke otak. Karenanya pemeriksaan ini mempunyai akurasi yang tinggi dan merupakan pemeriksaan pertama yang harus dilakukan, bila diperkirakan adanya sesuatu gangguan fungsi otak atau pembuluh darah karotis. Sehingga bisa dipastikan terjadinya penyempitan pembuluh darah karotis berkorelasi dengan penyempitan pembuluh darah koroner.
Lalu bagaimana cara deteksi dini kaki diabetik? Deteksi dini kaki diabetik juga bisa menggunakan alat Vascular Doppler tersebut. Alat tersebut akan mendeteksi lebih awal dan akurat mengenai pembuluh darah yang mengalami penyempitan. Sehingga komplikasi lebih lanjut berupa gangren diabetik bisa dihindari, dan kaki pasien bisa dicegah dari tindakan amputasi.
Deteksi dini adanya masalah kaki diabetik serta kemungkinan infeksi, merupakan kunci keberhasilan pengelolaan kaki ataupun gangren diabetik. Pada setiap kesempatan pasien diabetes berkonsultasi dengan dokter, sangat ditekankan pemeriksaan kaki untuk mendeteksi adanya luka ataupun tanda dan faktor risiko lainnya. Dengan cara pemeriksaan yang sederhana sebenarnya dapat mendeteksi masalah neuropati yakni dengan usapan kapas dan iskemia dengan meraba denyut pembuluh darah punggung kaki.
Penyakit Jantung Koroner
Dari berbagai macam penyakit jantung, penyakit jantung koroner dengan manifestasi serangan jantung mendadak merupakan penyebab kematian yang paling banyak saat ini, khususnya di negara sedang berkembang.
Gejalanya bisa berupa nyeri/perasaan tidak enak di dada seperti terbakar, tertekan, diperas-peras, atau dicekik. Rasa tersebut sering menjalar ke lengan, dagu, leher, punggung atau ke perut yang menjadi kembung, mual atau muntah. Gejala teersebut berlangsung cukup lama (lebih dari beberapa menit) dan tidak berkurang/hilang dengan istirahat. Bahkan sering disertai gejala lain seperti sesak napas, tubuh terasa lemas (melayang), pucat, berkeringat dingin, berdebar-debar, dan perasaan cemas (takut mati).
Mereka yang berisiko terkena penyakit jantung koroner, laki laki usia diatas 45 tahun. Untuk wanita usia diatas 55 tahun/menopause awal tanpa terapi sulih hormon. Memiliki riwayat keluarga penyakit jantung koroner prematur, hipertensi, diabetes, hiperkolesterol, obesitas/kegemukan, perokok, dan kurang olah raga.
Stroke
Stroke terjadi ketika otak tidak berfungsi dengan baik, akibat terjadinya kerusakan sel. Karena otak yang mempunyai fungsi gerak, rasa, memori, indriawi dan fungsi vital lainnya mengalami kekurangan oksigen. Stroke dapat berakibat cacat seumur hidup, bahkan bisa fatal. Gejalanya berupa terasa baal/lemas/kesemutan pada muka/lengan kaki yang mengenai separuh badan (kiri/kanan). Bingung, tidak mengerti/sulit mengikuti pembicaraan, atau bicara jadi pelo. Penglihatan terganggu/sulit membaca. Lumpuh, sempoyongan, sulit berjalan dan sakit kepala hebat. Semua gejala tersebut umumnya muncul tiba-tiba.
Mereka yang berisiko terkena stroke usia diatas 40 tahun. Adanya riwayat penyakit hipertensi, penyakit jantung koroner, diabetes, hiperkolesterol, kegemukan, merokok dll. Bagi wanita menopause risiko stroke meningkat dua kali dari pada pria.
Diabetes Melitus
Ini suatu penyakit metabolik tetapi juga merupakan penyakit vaskuler yang bersifat kronik dan seringkali disertai komplikasi akut dan kronik. Pada sebagian orang, diabetes sering tidak menimbulkan gejala klinis, sehingga penyandangnya tidak menyadari dan tidak berobat secara teratur, sampai saat timbul komplikasi.
Walaupun penderita diabetes telah berobat secara teratur, cepat atau lambat ia akan mengalami komplikasi kronik diabetes, yang kadang menyebabkan penderita maupun dokter yang merawatnya merasa putus asa. Gejala diabetes yang sering dikeluhkan antara lain banyak kencing, banyak minum (merasa haus), banyak makan (merasa lapar). Berat badan menurun. Penglihatan kabur. Kesemutan. Cepat lelah. Gatal pada kulit/sekitar kemaluan. Impoten dll.
Mereka yang berisiko diabetes, usia lebih dari 40 tahun. Kegemukan. Hipertensi. Dislipidemia/kadar lemak tinggi. Riwayat keluarga diabetes dan melahirkan anak diatas 4 kg.
Salah satu komplikasi kronik diabetes yang sering dijumpai adalah kaki diabetik/gangren diabetik. Ini merupakan manifestasi dari penyakit arteri perifer pada penderita diabetes. Masalah kaki diabetik yang sering dijumpai ialah lepuh, penebalan dan pengerasan kulit akibat ukuran sepatu yang tidak pas, mata ikan pada telapak kaki, kulit belah, infeksi jamur disela jari kaki, infeksi sekitar kuku, pertumbuhan kuku kedalam serta luka akibat memotong kuku.
Namun semuanya bergantung pada faktor risiko yang ada, apakah masalah tersebut akan membaik atau sebaliknya berkembang dengan cepat menjadi infeksi yang serius. Seperti abses (penumpukan nanah), selulitis (radang kulit) maupun ulkus-gangren diabetik.
(Dr.Djoko Merdikoputro Sp.PD/ Klinik Spesialis Hoo Semarang-35)
No comments:
Post a Comment