Saturday, August 18, 2007

Luka Bakar, Identifikasi dan Terapinya


Injil Abu Bakar

KETUT, bukan nama sebenarnya, menyuguhkan lengan atasnya ke hadapan saya. Di bawah lengan bajunya yang panjang bertengger luka bakar yang menyembuh. Ada tonjolan di sana-sini. Warnanya pun tak homogen.

MATA saya meneropong lengannya tanpa berkedip. Lalu dia berkata, "Tamatlah riwayat saya. Adakah seseorang yang berselera makan jika hidangan itu disuguhkan dari tangan yang menjijikkan ini? Adakah seseorang yang akan mempekerjakan saya?"

Ketut, salah satu korban bom Bali yang bekerja sebagai waitress di Sari Club, selamanya harus hidup dengan hamparan jaringan parut di bagian lengan. Persoalan ini membuatnya sangat depresi dan pesimistis menghadapi masa depan.

Oleh psikiater ia pun didiagnosis menderita depresi mayor. Maka, setiap malam sebelum tidur, satu butir tablet antidepresi mesti ditelannya.

Ketut hanya salah satu dari sekian banyak korban bom Bali. Sebuah tantangan berat bagi kita semua untuk merawat pasien-pasien luka bakar pascabom. Sebab, kita belum memiliki burn-center (pusat perawatan luka bakar) yang konon biaya operasionalnya sangat tinggi

Tulisan ini mengupas prinsip-prinsip penting dalam terapi luka bakar jangka pendek maupun jangka panjang.

Identifikasi

Kulit merupakan organ tubuh yang sangat penting. Ia merupakan struktur tubuh yang terbesar dan merupakan penyatu dari bagian-bagian tubuh. Oleh karena itu, kulit memainkan peran yang sangat signifikan dalam tubuh. Sama pentingnya dengan sistem lainnya dalam badan.

Luka bakar ialah trauma pada kulit yang disebabkan oleh panas tinggi. Ketika berhadapan dengan luka bakar, terdapat beberapa hal yang mesti kita telusuri, yaitu:

• Bagaimana terjadinya luka bakar ?

• Berapa luas luka bakar yang terjadi?

• Berapa kedalaman luka bakar?

• Di mana lokasi/tempat terjadinya?

• Siapa penderitanya?

Ada lima mekanisme timbulnya luka bakar:

1. Api: kontak dengan kobaran api.

2. Luka bakar cair: kontak dengan air mendidih, uap panas, dan minyak panas.

3. Luka bakar kimia: asam akan menimbulkan panas ketika kontak dengan jaringan organik.

4. Luka bakar listrik: tidak terlalu sering terjadi di Indonesia. Bisa timbul dari sambaran petir atau aliran listrik. Luka bakar listrik memiliki karakteristik yang unik, sebab sekalipun sumber panas (listrik) berasal dari luar tubuh, kebakaran/kerusakan yang parah justru terjadi di dalam tubuh.

5. Luka bakar kontak : kontak langsung dengan obyek panas, misalnya dengan wajan panas atau knalpot sepeda motor. Hal ini sangat sering terjadi di Indonesia.

Berapa luas luka bakar yang terjadi (lihat gambar). The International Burns Chart akan membantu kita menentukan luas luka bakar yang terjadi. Berpatokan pada diagram ini, dapat kita hitung total body surface area (TBSA). Luka bakar yang terjadi pada daerah muka dan leher jauh lebih berbahaya daripada luka bakar di tungkai bawah.

Pasalnya, luka bakar di tempat ini dapat berakibat pada terjadinya pembengkakan di daerah leher. Maka, kita mesti sangat waspada terhadap timbulnya obstruksi jalan napas.

Dengan alasan itu, daerah wajah dan leher mendapat persentase yang lebih besar daripada tungkai bawah. Penentuan luas luka adalah hal yang sangat subyektif.

Selalu dianjurkan untuk menggunakan angka perkiraan yang lebih tinggi. Jadi, jika Anda memperkirakan luas luka bakar yang terjadi berkisar antara 20-25 persen, gunakanlah angka yang lebih besar (25 persen). Jangan sekali-kali under estimate.

Bertahun-tahun lamanya disepakati penentuan kedalaman luka bakar menggunakan degree system (sistem derajat). Luka bakar diklasifikasi menjadi derajat 1, 2, dan 3. Kadang-kadang digunakan pula istilah derajat 4 pada kulit yang hangus terbakar mirip arang. Klasifikasi tersebut ialah :

- Luka bakar derajat 1 = superficial burn. Luka bakar permukaan yang tidak terlalu serius dan hanya mengenai lapisan kulit bagian atas. Sering kali disertai pembentukan vesikel (gelembung berisi cairan).


- Luka bakar derajat 2 = partial thickness burn (luka bakar parsial). Artinya luka bakar mengenai sebagian dari ketebalan kulit. Luka bakar dengan kedalaman ini sering kali disertai dengan rusaknya struktur di bawah kulit, seperti folikel rambut, kelenjar sebaseus (minyak), atau jaringan kolagen.


- Luka bakar derajat 3 = full thickness burn. Luka bakar mengenai seluruh ketebalan kulit. Struktur di bawah kulit pun sering kali mengalami kerusakan. Sekalipun demikian, kulit tidaklah lenyap, musnah, atau hilang, tetapi rusak.

- Luka bakar derajat 4 = hitam bagai arang, nekrotik.

Sebagian besar luka bakar merupakan kombinasi dari ketiga derajat di atas. Pada bagian pinggir sering kali terjadi luka bakar superfisial, sementara pada pusatnya, pada tempat terjadinya kontak, timbul parsial atau full thickness burn. Penentuan derajat luka bakar yang terbaru ialah tidak dengan "20 persen luka bakar derajat 3", tetapi "estimasi/perkiraan 20 persen luka bakar campuran superficial dan full thickness burn".

Lokasi luka bakar

Luka bakar dapat terjadi di dalam maupun di luar tubuh. Jalan napas pun dapat terbakar. Sebagaimana dijelaskan di atas, daerah kepala dan leher mendapat persentase yang lebih besar karena luka bakar di lokasi tersebut memiliki dampak yang lebih serius. Hal yang sama juga berlaku pada daerah tangan.

Luka bakar seluas 20 persen yang terjadi di tungkai bawah tidak akan menyengsarakan penderitanya sebagaimana jika lokasinya di daerah tangan. Lebih-lebih posisinya di tangan kanan yang fungsinya sangat esensial untuk aktivitas sehari- hari

Siapa penderitanya (umur pasien, berat badannya, status kesehatannya).

Sebagai contoh, luka bakar pada bayi atau lanjut usia jauh lebih serius daripada luka bakar dengan luas yang sama terjadi pada laki-laki usia 20 tahun.

Ketika masuk ke bagian terapi, hal pertama yang mesti kita tentukan ialah mengevaluasi apakah yang kita hadapi adalah luka bakar mayor. Disebut luka bakar mayor jika luasnya 20-30 persen parsial atau full thickness burn. Luka bakar mayor merupakan tindakan emergency. Penderitanya mesti segera dikirim ke pusat perawatan luka bakar (burn center) dan mesti dirawat inap.

Problem medis luka bakar mayor tidak hanya pada persoalan kulit. Sistem tubuh lainnya pun ikut terkena dampaknya. Pembuluh darah kapiler akan mengembang dalam upaya mengirim berbagai bahan/ tentara pertahanan tubuh. Selain itu pula terjadi perembesan darah ke luar pembuluh.

Peristiwa ini akan berefek pada kerja jantung, pembuluh limfa, hati, pankreas, dan berbagai sistem lainnya di dalam tubuh. Karena itu, luka bakar mayor mesti selalu dipandang sebagai kasus emergency. Kita mesti menghubungi bank darah, memeriksa laboratorium, menyiapkan fresh frozen plasma, dan sebagainya. Jika yang kita hadapi tidak termasuk ke dalam kriteria luka bakar mayor, kita dapat segera memberikan terapi.


Perawatan

Terdapat tiga prioritas penting dalam perawatan luka bakar ringan.

• Selalu dahulukan tindakan medis dan bedah. Sebagai contoh dalam menghadapi seorang pasien yang mengalami kesulitan bernapas, prioritas pertama kita ialah mengatasi masalah pernapasan. Baru setelah pernapasannya stabil, kita bergerak ke problem kulit.

• Setelah tuntas dengan urusan emergency, baru kita berupaya mempertahankan bentuk dan fungsi bagian tubuh yang terkena luka bakar.

• Prioritas berikutnya ialah upaya menciptakan penampakan jaringan parut sebaik mungkin. Hal ini merupakan problem utama dari pasien-pasien luka bakar. Upaya terpenting yang bisa dikerjakan ialah dengan pemberian tekanan di atasnya selama 6-12 bulan.

Pasien dapat menunggu terjadinya pertumbuhan kulit baru. Penantian ini umumnya memakan waktu yang lebih lama. Alternatif yang lebih cepat ialah dengan skin graft (cangkok kulit).

Cara ini dikerjakan dengan mengambil kulit dari suatu bagian tubuh yang kemudian ditanam pada daerah yang memerlukan. Lokasi pengambilan (donor site) biasanya di daerah paha karena daerah ini lebar dan gampang sembuh. Agar pertumbuhan terjadi, dibutuhkan beberapa syarat.

Kulit donor haruslah kulit yang sehat. Lokasi resipien (tempat donor ditanam) mesti memiliki jaringan pembuluh darah yang baik. Jika tidak, kulit donor tidak akan bisa tumbuh. Setelah kulit donor diletakkan, satu-satunya hal yang mesti dikerjakan ialah membiarkannya!

Jangan memberi tekanan apa pun! Kita hanya melindungi cangkok tersebut dan menantinya tumbuh. Umumnya pertumbuhan akan terjadi dalam 4-7 hari! Jika pada akhir hari ketujuh kulit tak juga tumbuh, boleh dikata graft Anda gagal! Kedalaman luka bakar juga menjadi pertimbangan penting. Graft tidak umum dikerjakan untuk luka bakar superficial. Kunci sukses lainnya ialah skill (kemampuan) dokter bedah yang mengerjakan graft ini.

Jika luka bakar seorang pasien demikian luas, sampai ia tak lagi memiliki bagian yang bisa dijadikan donor, anggota keluarga dapat mendonorkan kulitnya. Tentu saja mereka mesti memiliki golongan darah yang sama.

Kabar yang cukup mengagetkan ialah dimanfaatkannya kulit babi sintetis sebagai alternatif donor di negeri Barat. Sekali lagi, tanpa graft pun luka bakar akan sembuh. Namun, cara ini akan memakan waktu panjang. Dengan kata lain, graft merupakan cara penyembuhan yang paling cepat.

Eschar

Ketika luka bakar terjadi, tubuh berupaya untuk memperbaiki jaringan yang rusak. Badan akan mengerahkan seluruh darah dan antibodi ke lokasi luka bakar. Proses ini dapat menyebabkan terbentuknya eschar.

Eschar ialah jaringan parut palsu. Ia bukanlah kulit sejati, tetapi menyelimuti luka bagaikan lapisan kulit. Eschar merupakan jaringan mati yang terdiri dari sel-sel kulit yang mengelupas. Karena ia tak hidup, ia tak bernapas dan tidak memungkinkan lalu lintas keluar masuknya bahan-bahan ke bagian dalam kulit.

Dengan kata lain, apa saja yang kita oleskan di atasnya akan nongkrong begitu saja, tidak meresap ke bagian dalam kulit. Salep antibiotika tidak akan menembus masuk. Karena itu, obat ini tidak akan menimbulkan efeknya. Eschar juga menghalangi pertumbuhan sel-sel kulit sehat dari bagian bawah kulit. Dengan alasan-alasan tersebut, eschar mesti dihilangkan.

Eschar mesti dikelupas, tindakan yang dalam bahasa medik dikenal dengan nama debridemen. Ada dua cara debridemen, yaitu debridemen mekanis dan kimia. Sebagaimana namanya, pada debridemen mekanis dilakukan upaya pembuangan eschar oleh seorang ahli bedah di kamar operasi

Sementara secara kimia digunakan salep silver sulfadiazine (SSD), flammazine, atau dermazine. Kandungan aktif di dalam salep ini ialah silver (perak) yang mempunyai kemampuan mengelupas kulit. Setelah eschar berhasil dilenyapkan, dokter dapat melakukan graft.

Sering tidak mudah untuk menentukan derajat luka bakar, khususnya pada hari-hari pertama (2-3 hari). Tidak jelas betul seberapa kedalaman luka bakar. Banyak dokter yang dengan serta-merta mengoleskan salep antibiotika.

Tiga hari kemudian baru ketahuan, ternyata luka bakarnya lebih dalam dari perkiraan. Karena alasan ini, tiap kali berhadapan dengan luka bakar, maka bahan pertama yang mesti kita oleskan ialah krim SSD. Baru kemudian luka kita periksa setiap hari

Setelah 2-3 hari, barulah kita memiliki gambaran yang lebih tepat tentang kondisi luka dan terapi apa yang mesti diberikan. SSD selalu dijadikan pilihan pertama karena salep ini juga mengandung antibiotika di dalamnya. Di samping silver yang melakukan fungsi debridemen.

Kandungan antimikroba SSD memiliki waktu paruh 12 jam. Ini berarti ia mesti dioleskan dua kali sehari. Untuk luka bakar kecil, pemakaian 1 kali sehari masih bisa ditoleransi.

Pertumbuhan

Setelah eschar dilenyapkan, apa yang terlihat ialah jaringan granulasi. Maka, kita tinggal menunggu jaringan tersebut tumbuh dan menyembuh. Agar pertumbuhan terjadi, kita harus berupaya membuat lingkungan yang optimal, yaitu:

• tidak terjadi pengelupasan

• tidak terjadi infeksi

• lingkungan mesti dipertahankan dalam keadaan lembab.

Ada tendensi untuk membiarkan luka dalam keadaan terbuka. Hal ini merupakan tindakan yang salah. Sebab, lingkungan yang kering akan merangsang terbentuknya sisik/ kerak pada permukaan kulit yang tidak memiliki lapisan-lapisan sebagaimana jaringan kulit sehat.

Luka-luka bakar tersebut akan sembuh, tetapi dibutuhkan kesabaran. Mengobati pasien luka bakar sungguh membutuhkan kesabaran. Anda harus menunggu kulit tubuh untuk tumbuh kembali

sumber http://www.kompas.com

No comments: