Saturday, June 2, 2007

Anti-angiogenesis:
Terobosan dalam Medikasi Kanker Kolorektal


Di antara berbagai jenis kanker, barangkali hanya kanker kolorektal yang lambat mengalami kemajuan dalam hal penemuan obat baru. Karena memang pembedahan masih menjadi modalitas utama terapi kanker yang menyerang organ pencernaan dari kolon hingga rektum ini.

Terapi ajuvan dengan obat kimia (kemoterapi) yang diberikan pasca pembedahan terutama pada kanker yang sudah memasuki stadium lanjut, hampir tidak mengalami perkembangan hingga awal 90-an. Hampir 3 dekade, sejak tahun 60-an, kemoterapi dengan rejimen 5-fluoroacil atau dikenal dengan 5-FU, merupakan satu-satunya pilihan kemoterapi. Perkembangan mulai terjadi saat ditemukan Leucovorin yang kemudian dikombinasikan dengan 5-FU di awal 90-an. Kombinasi ini dikenal dengan 5-FU/LV.

Setelah itu mulai bermunculan obat-obat kemoterapi baru seperti capecitabine, yang efektivitasnya setara dengan 5 FU infus. Oxaliplatin merupakan obat baru yang muncul kemudian. Menurut Dr. Aru W. Sudoyo SpPD-KHOM, dengan penemuan obat-obat baru, angka harapan hidup pasien kanker kolorektal mulai menunjukkan grafik kenaikan. Pakar hematologi-onkologi FKUI/RSCM ini dalam acara Media Health Forum di Hotel Ibis Slipi, 20 Juni lalu memaparkan, kini bahkan sudah ditemukan target terapi, suatu metode pengobatan terbaru berbasis bioteknologi untuk pengobatan kanker kolorektal.

Bevacizumab, adalah terapi anti-angiogenesis pertama dan merupakan pendekatan baru untuk terapi kanker metastatik. Obat ini sudah disetujui FDA sejak Februari 2004 untuk terapi kanker kolorektal stadium lanjut dengan kombinasi kemoterapi 5 FU. Di Indonesia, bevacizumab mendapatkan persetujuan Badan POM sejak Mei 2006 ini. Artinya, obat ini sudah tersedia di Indonesia tanpa harus dicari di luar negeri seperti Singapura.

Obat ini membidik VEGF (Vascular Endothelial Growth Factor) yang merupakan kunci terjadinya angiogenesis. Angiogenesis yang merupakan proses pertumbuhan pembuluh darah baru, digunakan oleh sel kanker untuk survive. “Sel kanker itu merupakan sel yang sangat selfish, mementingkan diri sendiri. Sel kanker mengeluarkan VEGF yang menjadi sinyal bagi pembuluh darah untuk datang dan berkembang, dan menjadi sarana pasokan makanan buat mereka,” jelas Aru.

Angiogenesis, tambah Aru, berperan pada lebih dari 70 penyakit. Selain kanker, proses ini terlihat pada penyakit lain seperti stroke, iskemia, fraktur, arthritis, obesitas, dan sebagainya. Proses angiogenesis akan mempengaruhi migrasi, proliferasi dan daya hidup sel endotel. Ia juga menyebabkan permeabilitas vaskular dan memodulasi sel imun.

“Terapi anti-angiogenesis dengan menghambat produksi VEGF merupakan pendekatan yang rasional saat ini. Karena over ekspresi VEGF ini dikaitkan dengan progresi kanker dan kematian,” jelas Aru. Dengan dihambatnya proses angiogenesis, maka suplai makanan ke sel kanker akan berhenti. Dibantu dengan gempuran kemoterapi, maka kematian sel-sel kanker tinggal menunggu waktu.

Hasil penelitian multicenter fase III menunjukkan, bevacizumab secara bermakna meningkatkan harapan hidup hampir 5 bulan bila dikombinasi dengan kemoterapi IFL lini pertama untuk kanker kolorektal stadium lanjut. Selain itu, risiko kematian dapat dikurangi lebih dari sepertiga (34%) pada kelompok pasien yang menerima kombinasi bevacizumab dan IFL, dibandingkan pada pasien yang hanya menerima kemoterapi. Data ini memperlihatkan kemajuan terbesar dari peningkatan harapan hidup pasien yang pernah dilaporkan pada fase III penelitian yang didapat dengan penambahan “targeted therapy” pada kemoterapi konvensional pada kanker kolorektal metastatik.

Kemajuan ini diharapkan menjadi harapan bagi pasien kanker kolorektal, si penyebab kematian akibat kanker nomer 3 di Amerika Serikat. Apalagi trend kanker ini sekarang mulai beralih ke usia produktif. Penelitian yang dilakukan Dr Aru untuk melihat prevalensi kanker kolorektal berdasarkan usia di empat kota yakni Jakarta, Bandung, Padang, dan Makasar. Hasilnya menunjukkan, kebanyakan kasus tertinggi justru terjadi di usia antara 35-44 tahun.

Roche dan Genentech kini sedang meneliti potensi manfaat klinis bevacizumab untuk berbagai jenis kanker lain seperti kanker paru bukan sel kecil, pancreas, payudara, dan karsinoma sel ginjal. Saat ini juga tengah berlangsung penelitian kanker kolorektal yang belum sampai tahap metastatik. (ana

No comments: