Saturday, June 2, 2007

Bagaimana otak melakukan kompensasi saat stroke


Para peneliti telah menunjukkan bagaimana bagian otak ‘cadangan’ melakukan kompensasi terhadap kekacauan area fungsi primer yang terjadi saat stroke. Temuan mereka memberikan pemahaman baru dalam bagaimana otak sebagai korban stroke dapat dengan cepat mengatur ulang untuk memulai perbaikan. Jacinta O’shea dan koleganya di University of Oxford melaporkan temuan mereka dalam jurnal Neuron edisi 3 Mei 2007.

Dalam eksperimen mereka, para peneliti berfokus pada daerah otak yang disebut dorsal premotor cortex (PMd), yang diketahui mengatur pemilihan aksi. PMd letaknya berhadapan di dalam kedua hemisfer. PMd dalam hemisfer kiri lebih dominan dalam fungsi kontrol gerakan. Para peneliti mengetahui bahwa setelah kerusakan stroke salah satu sisi otak dan melumpuhkan batang otak, PMd di kedua hemisfer meningkat aktivitasnya. Namun demikian, mereka tidak mengetahui apakah peningkatan aktivitas ini mewakili ‘penyelamatan’ spesifik fungsi PMd dalam hemisfer yang rusak.

O’shea dan koleganya menggunakan pulsa magnetik yang tak berbahaya dan sementara untuk mengacau fungsi PMd kiri pada sukarelawan. Untuk mengukur kemampuan subyek memilih aksi, para peneliti memberikan tugas menekan tombol yang kompleks paada subyek. Selama tugas ini, mereka melakukan scan otak pada subyek dengan fungsional magnetic resonance imaging (fMRI) untuk mendeteksi perubahan dalam aktivitas otak. Teknik scan otak ini menggunakan gelombang radio dan magnet tak berbahaya untuk mengukur aliran darah dalam daerah otak, yang menggambarkan aktivitas otak.

Para peneliti menemukan bahwa pulsa megnetik pada PMd kiri secara singkat mengacaukan kemampuan subyek pada tugas, namun kemampuan cepat pulih kembali. Scan fMRI mengungkapkan bahwa selama pemulihan tingkah laku, PMd kanan dan area lain yang terlibat dalam fungsi premotor melakukan peningkatan aktivitas kompensasi. Eksperimen ini dihasilkan juga bahwa peningkatan aktivitas ini adalah spesifik secara fungsi untuk tingkah laku yang diatur oleh PMd dan bukan penngkatan secara umum pada aktivitas otak.

Para peneliti juga menemukan bahwa peningkatan aktivitas pada PMd kanan disebabkan pemulihan performa. Ketika mereka juga menggunakan pulsa magnetik untuk mengacaukan PMd kanan setelah pemulihan performa, subyek menunjukkan kekurangan performa pada tugas.

Menurut para peneliti, PMd sangat penting dalam pelajaran hubungan baru antara mata dan fungsi motorik. Oleh karena itu, PMd secara khusus ditempatkan untuk mediasi belajar strategi gerakan baru dalam jalur normal tindakan yang telah dikompromikan, setelah kerusakan otak.

Para peneliti menyimpulkan bahwa eksperimen mereka menunjukkan tahap awal kompensasi adaptif bagi gangguan syaraf, otak dewasa mengeksploitasi pola-pola susuna awal dari fungsi spesialisasi. Saat sirkuit pemroses informasi tidak berfungsi, jaringan korteks sehat dapat


sumber : kalbe.co.id

No comments: