Thursday, May 10, 2007

Beberapa teori penuaan


Teori neuroendokrin
Vladimir Dilman, Ph.D. menjelaskan teori “Kerusakan Akibat Pemakaian” dengan berfokus pada sistem neuroendokrin, jaringan biokimia rumit yang mengatur pelepasan hormon dan elemen-elemen vital tubuh lainnya. Ketika muda, hormon–hormon kita bekerja bersama-sama untuk mengatur berbagai fungsi-fungsi tubuh, termasuk respon kita terhadap panas, dingin dan aktifitas seksual kita. Kelenjar sebesar kacang kenari ini terletak dalam otak dan bertanggung jawab untuk reaksi berantai hormonal kompleks yang dikenal dengan nama lain “thermostat tubuh”.
Hormon penting fungsinya untuk memperbaiki dan mengatur fungsi-fungsi tubuh. Sejalan dengan bertambahnya usia, tubuh memproduksi hormon-hormon dalam kadar yang lebih rendah dan dapat menyebabkan efek berbahaya, termasuk penurunan kemampuannya dalam memperbaiki tubuh dan mengatur tubuh. Produksi hormon sangat interaktif: produksi satu tetes hormon apapun akan mempengaruhi mekanisme secara keseluruhan, contohnya; menyampaikan sinyal pada organ-organ lain untuk melepaskan hormon lainnya dalam kadar yang lebih rendah sehingga bagian-bagian tubuh lainnya juga akan mengeluarkan hormon dalam kadar yang lebih rendah.
Hormon Replacement Therapy – komponen yang bisa digunakan dalam terapi Anti-Penuaan – membantu tubuh mengatur ulang “jam hormonal tubuh” dan kemudian akan membalik atau menghambat efek-efek penuaan. Jika hormon kita diproduksi dalam kadar yang muda, secara logis tentu saja sel-sel tubuh kita distimulasi untuk aktif secara metabolik, dan seluruh tubuh akan tetap muda.

Teori control genetik
Teori penuaan-terencana berpusat pada program genetik sesuai DNA kita. Kita dilahirkan dengan kode genetik yang unik, sebuah kecendrungan tipe fisik dan fungsi mental yang telah ditentukan sebelumnya. Warisan genetik tersebut sangat menentukan seberapa cepat dan seberapa panjang kita hidup. Jika menggunakan gambaran kasar, dapat dibayangkan setiap manusia hadir dimuka bumi bagaikan sebuah mesin yang sudah terprogram untuk menghancurkan dirinya sendiri. Semua orang memiliki jam biologis yang terus berdetak dan bisa berhenti kapan saja, lebih cepat atau lebih lama beberapa tahun. Ketika jam berhenti berdetak, itu merupakan pertanda bahwa tubuh kita mulai menua dan akhirnya akan mati.
Namun, sesuai dengan segala aspek warisan genetik kita, waktu yang berlaku pada jam genetik ini bervariasi, tergantung apa yang kita alami selama pertumbuhan dan bagaimana gaya hidup kita (perdebatan lama “Nature Versus Nurture” / “Alam Versus Pemakaian”).
Obat-obatan Anti-Penuaan menjawab masalah ini dengan menggunakan sebuah pendekatan terhadap DNA kita, memperkuat kerangka dasar pembangun DNA dalam tiap-tiap sel kita, mencegah kerusakan dan meningkatkan perbaikan DNA. Dalam hal ini, kami percaya terapi Anti-Penuaan dapat membantu kita keluar dari takdir genetik, paling tidak untuk tambahan beberapa waktu.
Teori penuaan telomerase
Teori penuaan telomerase adalah teori baru tentang penuaan yang menawarkan banyak kemungkinan yang menjanjikan dalam bidang obat-obatan Anti-Penuaan. Teori ini lahir dari hasil temuan kemajuan ilmu-ilmu genetika dan teknologi genetika. Pertama kali ditemukan oleh sekelompok ahli dari “Geron Corporation” di Menlo Park, California, telomer adalah sekumpulan asam nukleat yang merupakan perpanjangan dari ujung kromosom. Telomer bertugas untuk mempertahankan integritas kromosom. Setiap kali sel-sel kita membelah, telomer akan memendek. Terutama, saat ujung telomer-DNA terlalu pendek, pembentukan sel akan melambat dan kemudian akan berhenti sama sekali. Hal ini diyakini kemungkinan sebagai mekanisme untuk jam selular penuaan.
Para ahli menemukan bahwa elemen kunci dalam membentuk kembali telomer-telomer kita yang hilang adalah enzim telomerase “abadi” – sebuah enzim yang hanya ditemukan dalam sel-sel kuman dan kanker. Telomerase berfungsi untuk memperbaiki dan memperbaharui telomer, memanipulasi mekanisme “berdetaknya jam” yang mengatur jangka waktu terbelahnya sel. Pengembangan lebih lanjut penghambat-telomerase dapat mencegah pembelahan sel-sel kanker dan diduga juga dapat mengembalikan sel menjadi normal kembali. Dikutip dari “10 Weeks to a younger you” oleh Ronald M.Klatz, M.D. (pgs.9-13)


http://www.bio-young.com.

No comments: