Sunday, May 13, 2007

Penyebab dan Pengobatan Infeksi Saluran Kencing

Normalnya saluran kencing itu steril dan sangat kebal (resistan) terhadap kolonisasi. Namun pada kondisi tertentu di dalam saluran kemih tak kebal oleh kolonisasi bakteri, parasit dan jamur. Kondisi demikian disebut dengan infeksi saluran kemih (ISK).

ISK dapat terjadi pada seluruh organ saluran kemih mulai dari atas, yakni ginjal dan yang bawah, yakni kandung kemih paha yang paling ujung yaitu uretra. Oleh karena itu, gejala klinis dan pengobatan ISK ini bergantung pada jenis infeksinya.

Penyebab ISK bakterial adalah sebagai berikut: Gram-negative; Escherichia coli, Proteus, Klebsiella, Enterobacter, Pseudomonas, Serratia, Anaerobes. Gram-positive: Enterococci, Staphylococcus saprophyticus, Staphylococcus aureus.

Bakteri yang menginfeksi saluran kemih tersering adalah jenis aerobic gram negative. Escherichia coli adalah yang paling sering ditemukan pada isolasi penderita di komunitas, yakni sekitar 80%, setelah itu Staphylococcus saprophyticus sekitar 10%. Pada pasien yang dirawat di rumah sakit; E.coli ditemukan pada 50% kasus, sedangkan bakteri gram negatif lainnya seperti Klebsiella, Proteus, Enterobacter, dan Serratia sekitar 40% menyusul selanjutnya adalah bakteri gram positif jenis enterococcus faecalis dan Staphylococcus sp (saprophyticus, aureus).

ISK jenis fungal atau yang disebabkan oleh jamur seperti Candida, Blastomyces, dan Coccidioides immitis.

Candida sp, merupakan penyebab tersering, utamanya pada saluran kemih bagian bawah dan seringkali berhubungan dengan penggunaan kateter urin. Di samping itu seluruh jamur yang invasif seperti Cryptococcus neoformans, Aspergillus sp, Mucoraceae sp, histoplasmosis, blastomycosis, coccidioidomycosis dapat menyerang ginjal sebagai bagian dari infeksi mykotic sistemik. Infeksi jamur ini biasanya pula bersamaan dengan infeksi bakteri.

Penyebab lain ISK, yakni filariasis, trichomoniasis, leishmaniasis, malaria, dan schistosomiasis seringkali menyebabkan infeksi pada ginjal dan saluran kencing bagian bawah.

TANDA DAN GEJALA

Untuk infeksi kandung kemih:

• Sering berkemih disertai keinginan yang sangat untuk berkemih walaupun hanya sedikit ataupun tidak ada urine yang keluar.

• Nocturia: Keinginan berkemih yang timbul pada malam hari

• Urethritis ditandai dengan tidak nyaman atau sakit saat berkemih atau sensasi seperti terbakar pada uretra selama berkemih.

• Cystitis ditandai nyeri pada garis tengah daerah suprapubik (daerah di atas tulang kemaluan).

• Pyuria/Hematuria: Kencing nanah atau darah

• Demam sedang atau ringan

• Keluarnya cairan tertentu dari uretra (bukan kencing)

• Air seni keruh dan berbau aneh

• Asymptomatik: sebagian ISK tidak bergejala.

Untuk Infeksi Ginjal:

• Sama seperti gejala di atas

• Emesis: muntah adalah salah satu yang tersering

• Nyeri pinggang, belakang perut atau lipat paha

• Nyeri atau rasa tertekan pada perut

• Menggigil disertai peningkatan panas yang tiba-tiba.

• Berkeringat malam

• Rasa letih yang berlebihan.

PENGOBATAN

Bila diagnosisnya sudah pasti ISK dan gejalanya adalah tipikal ISK, maka tablet antibiotik adalah pilihan pengobatan yang utama. Jenis obat dan berapa lama bergantung keadaan penderita dan jenis bakteri yang ditemukan dalam urine. Obat-obat yang sering digunakan dalam pengobatan ISK yang tidak disertai komplikasi di antaranya Amoksisilin, nitrofurantoin, trimetoprim, sepalosporin, dan flouroquinolone (siprofloksasin, levofloksasin), trimetoprim yang dikombinasi dengan sulfonamide (cotrimoksazole) memberikan efek yang sedikit lebih baik daripada trimetoprim tunggal. Perlu diperhatikan pula dalam pengobatan ini adalah adanya obat lain yang dikonsumsi penderita pada saat itu dan ada tidaknya riwayat alergi penderita.

Gejala-gejala ISK biasanya akan hilang dalam beberapa hari pengobatan, tetapi antibiotik harus dilanjutkan sampai satu minggu atau lebih sampai dipastikan kuman yang menginfeksi betul-betul telah habis.

Pada ISK yang tidak disertai gejala terapi jangka pendek mungkin dibutuhkan seperti pemberian antibiotik selama tiga hari, namun hal ini bergantung pada riwayat medis penderita.

Pada ISK yang berulang mungkin dibutuhkan terapi antibiotik jangka panjang atau semacam self-treatment program dengan antibiotik jangka pendek pada setiap munculnya gejala awal. Bila pengulangan infeksi ini berkait dengan aktivitas seksual, maka terapi dengan antibiotik dosis tunggal setiap habis melakukan aktivitas seksual mungkin dibutuhkan.

Untuk ISK berat perawatan di rumah sakit dan pengotan dengan infus antibiotik mungkin dibutuhkan. ISK dapat mengakibatkan kerusakan pada organ kemih dan ginjal anda. Bila hal ini terjadi pemeriksaan dan evaluasi dari ahli (spesialis) mungkin dibutuhkan.(*)

sumber www.kaltimpost.web.id

No comments: