Saturday, May 12, 2007

Menepis Kontroversi Profilaksis Trombosis
GERAI - Vol.5 No.11, Juni 2006 oleh daniel

--------------------------------------------------------------------------------

Penggunaan profilaksis trombosis pada general medical patient risiko tinggi VTE. MEDENOX mencoba mencari titik terang.

Sejak beberapa dekade silam, telah dikembangkan berbagai upaya penting untuk mencegah venous thromboembolism (VTE) pada pasien yang berisiko tinggi. Salah satunya adalah dengan pemberian profilaksis trombosis. Pencegahan dengan cara ini telah terbukti efektif dan cost-effective untuk pasien yang menjalani prosedur bedah. Bahkan, berbagai konsensus telah merekomendasikan, pasien yang akan menjalani operasi diberi heparin standar atau low molecular weight heparin (enoxaparin) dosis rendah .

Meskipun profilaksis trombosis telah terbukti efektif dan popular untuk prevensi pasien yang akan menjalani operasi, tapi penggunaannya pada pasien lain yang berisiko –VTE (general medical patient), masih menjadi kontroversial. Padahal, menurut sebuah studi surveillance, insiden VTE dijumpai cukup besar pada kelompok pasien ini, sekitar 10-25%.

Kontroversi terus berkembang, karena hanya sedikit studi yang telah dilakukan untuk melihat efikasi profilaksis trombosis pada general medical patient. Beragamnya definisi hasil dan terbatasnya variasi perekrutan pasien pada sebagian besar studi yang telah ada, menghalangi interpretasi yang jelas dari pengurangan risiko untuk VTE pada kelompok pasien ini.

Hal tersebut yangkemudian mendasari dilakukannya studi internasional, the prophylaxis in MEDical patients with ENOXaparin (MEDENOX). Tujuan studi ini adalah untuk menentukan risiko sesungguhnya dari VTE pada general medical patient, mengevaluasi perbandingan efikasi dan kemanan 2 rejimen dosis enoxaparin, 20 mg dan 40 mg, pada pasien-pasien dengan penyakit akut.

MEDENOX merupakan suatu studi prospektif, double-blind, yang dilakukan acak pada 1102 pasien yang dirawat di 68 center di 9 negara. Pasien yang diikutkan dalam studi adalah berusia 40 tahun yang dirawat selama 3 hari karena infark miokard akut , juga disertakan pasien gagal jantung berdasarkan New York Heart Association (NYHA) kelas III atau IV, gagal napas akut dengan pneumonia atau acute decompensated chronic respiratory failure, penyakit infeksi, gangguan rematik, atau satu episode aktif dari inflammatory bowel disease. Kelompok terakhir disyaratkan untuk memiliki satu faktor risiko tambahan lain untuk VTE, yang biasanya dikaitkan dengan pasien bedah. Tapi khusus untuk gagal jantung dan gagal napas, tak perlu tambahan tersebut (Lihat tabel 1).


Faktor Risiko VTE

1.Usia > 75 tahun

2.Punya riwayat kanker atau tengah menderita kanker

3.Punya riwayat VTE

4.Varicose vein

5.Menjalani terapi hormonal

6.Gagal jantung kronik

7.Gagal napas kronik

Selanjutnya, secara acak, pasien menerima enoxaparin 20mg/hari atau enoxaparin 40 mg/hari atau placebo, diberikan secara subkutan selama 6-14 hari. Sebagai primary outcome adalah VTE (deep vein thrombosis atau pulmonary embolism) antara hari ke-1 dan ke-14.

Hasilnya, pasien yang menerima dosis enoxaparin 40 mg, mengalami pengurangan risiko VTE yang signifikan. Penurunan risiko ini dijumpai pada pasien gagal jantung dan penyakit lainnya, termasuk pasien gagal napas, penyakit infeksi, dan gangguan rematik. Setelah tiga bulan, insiden VTE terjadi sekitar 5,5 % pada grup yang menerima 40 mg enoxaparin dibandingkan dengan 14,9 % pada placebo. Sedangkan efek samping yang dilaporkan tidak berbeda signifikan antara kelompok yang menerima pengobatan dan plasebo. Pasien yang pernah mengalami stroke, terutama stroke paralitis, berisiko tinggi mengalami VTE, dengan kisaran insiden 30-75%, dan pemberian heparin standar atau LMWH dosis rendah juga direkomendasikan untuk pasien ini.

Setelah Medenox, ada studi lain yang menyusul untuk evaluasi profilaksis trombosis pada general medical patiet, yakni Artemis. Studi ini dilakukan pada 849 yang secara acak diberi fondaparinux 2,5 mg atau plasebo sekali sehari. Terapi dimulai dalam 48 jam perawatan di rumah sakit sampai dengan 6-14 hari untuk pencegahan VTE pada pasien tua akut (>60 tahun) dan pasien berisikotinggi mengalami VTE yang menjalani tirah baring > 4 hari.

Hasil Artemis terutama nilai relative risk reduction (RRR) lebih kecil dibandingkan dengan MEDENOX, 47% untuk fondaparinux 2,5 mg vs plasebo dan 63% enoxaparin 40 mg vs plasebo. Tidak ada penurunan signidikan pada DVT proksimal pada studi Artemis (pada Medenox RRR 65%).

Dari hasil perbandingan kedua studi terlihat bahwa enoxaparin lebih baik untuk mencegah VTE pada pasien tirah baring. Dan hingga saat ini, enoxaparin adalah satu-satunya LMWH yang memiliki indikasi untuk profilaksis pada pasien-pasien tirah baring (bed-ridden patients).


--------------------------------------------------------------------------------

Taken from : /rubrik/one_news_print.asp?IDNews=177 | 12 hits

No comments: