Wednesday, May 23, 2007

PROTEIN DENGUE PERANGSANG ANTIBODI

Tim peneliti Universitas Airlangga menemukan vaksin baru Imunisasi Demam Berdarah. Berhasil diuji coba pada kera, Berbeda dengan vaksin Thailand. Adela masih tergolek di bangsal anak Rumah sakit Dr. Sutomo, Surabaya Jawa Timur, Hingga Rabu pekan lalu , bocah tiga tahun ini belum diizinkan meninggalkan Rumah Sakit. Adela terpaksa dirawat inap sejak pekan sebelumnya. Orang tuanya, Adi Winarko, 36 tahun, dan Winarti, 30 tahun, panik. Mereka tak menduga putra pertamanya terjangkit demam berdarah. Padahal, rumah mereka di jalan Barata Jaya, Surabaya, setiap hari dibersihkan. Bak mandipun dua hari sekali dikuras, Kani 52 tahun, yang setiap hari menunggui Adela di rumah sakit, menduga nyamuk Aidesaegypti, pentebab demam berdarah, yang menyerang cucunya berasal dari waduk Kali Wonokromo, hanya 10 meter dari rumahnya. Serangan demam berdarah memang sering datang tak terduga, Apalagi di musim hujan, “ Jumlah nyamuk penyebab demam berdarah berlipat ganda bila hujan tiba, “ kata Rita Kusriastuti, Kepala subdirektorat Arbovirusis, Direktorat Jenderal Pemberantasan Penyakit Menular, Departemen Kesehatan. Korban meninggal sejak penyakit ini dotemukan pun tetap tinggi. Adela mungkin tidap perlu terlalu lama menginap di rumah sakit, bila vaksin pencegah demam berdarah yang mumpuni. Sejak penyakit ini diketahui pertama kali, berbagai negara berupaya membuat vaksin, Misalnya Thailand, Para ahli “ negari gajah Putih “ ini memulai proyek pembuatan vaksin, 10 tahun lalu. Hasilnya sudah diujicobakan pada manusia. “ Namun, efektifitasnya belum sempurna,” kata Rita. Meski terlambat, ahli-ahli Indonesia tak mau ketinggalan. Tim peneliti Pusat Riset Penyakit Tropis Universitas Airlangga Surabaya, telah menemukan serum baru untuk imunisasi demam berdarah, Hasilnya dipaparkan di Singapura, dalam simposium Demam berdarah dan TBC, 22 Januari lalu. Tim dipimpin guru besar Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga, Soegeng Soegijanto, bersama empat koleganya sefakultas, yakni Fedik A, Rantam, Soetjipto, Ketut Sudiana, dan Yos Priyatna. Mereka menghabiskan dana hibah dari Departemen Pendidikan Nasional Rp. 800 juta.

http://www.infeksi.com/articles.php?lng=in&pg=19

No comments: